Dampak Cuaca dan Iklim pada Penerbangan" yang telah tampil di Kompasiana.
Artikel ini adalah bagian lanjutan dari artikel sebelumnya bertajuk "***
Selain dari iklim dan cuaca di bumi, kondisi cuaca di luar angkasa atau cuaca antariksa juga dapat mempengaruhi dunia penerbangan tepatnya pada navigasi udara dan komunikasi.
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana cuaca di antariksa dapat mempengaruhi penerbangan dimana kedua memiliki perbedaan yang sangat jauh akan alam nya, di antariksa tidak ada langit biru.
Jawabannya jika dari kokpit adalah dahulu pesawat tidak bisa diketahui lokasi nya saat terbang secara real time dan hanya mengandalkan signal yang terkirim dari pesawat setiap periode waktu, namun GPS yang menggunakan satelit telah membuatnya berubah.
Selain GPS, peralatan komunikasi antara pesawat dan pemandu di darat juga ada yang menggunakan satelit baik berupa signal, suara, data dan grafis, namun baik yang menggunakan radio di bumi maupun satelit keduanya bisa terganggu oleh space weather.
Dari sisi kabin penumpang, kita sudah bisa menggunakan wifi di pesawat namun jika pesawat kian menjauh dari stasiun di daratnya mengakibatkan signal wifi berkurang, namun kini signal wifi tersebut bisa dari satelite sehingga bila pesawat berada jauh dari daratan sekalipun kita masih bisa mendapatkan signal yang kencang.
Terus apa hubungannya antara peralatan elektronik ini dengan cuaca antariksa ?
Jawaban adalah dampak dari kejadian cuaca antariksa yang bisa berupa Solar flares atau (Suar Surya), Corona Mass Ejection (CME) dan Solar Energetic Particle dimana ketiganya dapat membawa dampak mulai dari radiasi hingga yang terburuk yaitu badai surya atau solar storm.
Apa dan bagaiman space weather itu ?
Banyak definisi space weather dapat ditemui di internet, walau dengan kata kata yang berbeda akan tetapi inti dari masing masing adalah sama.