Pada tanggal 25 November 2022 kemarin media dihebohkan dengan viralnya foto pesawat LM F-35A Lighthing II milik Angkatan Udara Australia di Lanud I Gusti Ngurah Bali, walau dari Mabes TNI AU sudah mengeluarkan pernyataan bahwa maksud pesawat pesawat mereka mendarat di Bali untuk pengisian bahan bakar namun tetap menarik untuk di telaah lebih dalam lagi.
Pihak TNI AU lewat berita Kompas.com mengatakan bahwa keempat pesawat LM F-35A dan satu LM C130 Hercules ini terbang dari Singapura setelah menyelesaikan latihan bersama dengan Angkatan Udara Malaysia Elangroo 22, dan karena mereka harus mengisi bahan bakar sebelum kembali ke pangkalan mereka.
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan memang bila semua prosedur telah mereka lalui untuk pengisian bahan bakar tersebut, akan tetapi mari kita melihatnya dari sudut lain.
Dilihat dari website defence.gv.au dapat diketahui bahwa pihak Angkatan Udara Australia melibatkan pesawat LM F-35 dan Alenia C-27 Spartan (sekarang Leonardo) sedangkan keberadaan LM C130 Hercules sangat dapat dipahami untuk mengangkut segala perlengkapan dan perbekalan seperti suku cadang pesawat dan lainnya.
Sedangkan pihak AU Malaysia melibatkan pesawat seperti F-18 dan Sukhoi SU 30 mereka seperti yang terlihat pada foto foto di websitw defence.gov.au.
Ada tiga hal yang membuat penulis sedikit bertanya yaitu pertama, apakah mereka juga melakukan pengisian bahan bakar ketika berangkat dari pangkalan mereka mengingat mereka tidak bisa terbang langsung ke Malaysia ? Apabila memang iya maka tidak masalah dan mungkin saat mereka mengisi bahan bakar saat keberangkatan tidak terekspos.
Kedua adalah mengapa hanya pesawat LM F-35 dan LM C130 Hercules yang melakukan pengisian bahan bakar, dimana pesawat C-27 Spartan melakukan pengisian bahan bakar mereka ?
Ketiga adalah mengapa mereka tidak mengisi bahan bakar di udara mengingat mereka memiliki pesawat tanker KC-30A yaitu Airbus A-330 MRTT, karena akan lebih tidak rumit dengan masalah administrasi dan perijinan mendarat di Bali.
Salah satu fungsi dari pesawat tanker pada dasarnya adalah untuk efisiensi operasi sehingga pihak pesawat tidak perlu singgah di sebuah pangkalan udara untuk mengisi bahan bakar, karena selain itu pula fase takeoff di pangkalan udara memerlukan bahan bakar yang lebih banyak daripada fase penerbangan lainnya.
Pada beberapa waktu silam pihak AU Australia melibatkan pesawat tanker mereka saat latihan bersama dengan pihak militer Jepang, dengan tujuan agar kemampuan awak pesawat tanker juga akan terlatih.