Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Persaingan antar Moda Transportasi Dapat Menciptakan Paket Perjalanan Intermoda

Diperbarui: 26 September 2022   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kereta Api dan Pesawat (sumber foto : airlines.iata.org)

Peluncuran layanan Hype Trip oleh Kereta Api Indonesia pada tanggal 23 September 2022 sangat menarik karena dapat dijadikan pilihan moda transportasi baik oleh pelaku bisnis.maupun pelaku wisata.

Menurut Kompas.com (23/9/22) KAI membidik kaum milenial pada Hype Trip ini dengan berbagai layanan seperti wifi gratis, permaianan  serta pilihan menu makanan yang berbeda dari biasanya.

Perkembangan ini mungkin bisa menjadi awal dari persaingan antara moda transportasi udara (pesawat) dengan moda transportasi darat (khususnya kereta api), dimana persaiangan antata keduanya sudah terlihat di beberapa negara seperti.di Tiongkok dan negara negara di Eropa.

Meskipun ada perbedaan antara persaingan ini di Indonesia dengan negara negara tersebut karena kita belum memiliki kereta api cepat yang bisa mengimbangi waktu tempuh pesawat khususnya pada penerbangan jarak pendek, perkembangan ini tetap bisa memicu persaingan karena adanya pilihan tambahan.

Faktor waktu tempuh memang menjadi pertimbangan utama bagi pelaku perjalanan bisnis dan wisata namun pada pelaku wisata faktor harga juga bisa menjadi pertimbangan utama.

Sebagai ilustrasi untuk perjalanan dsri Jakarta ke Yogyakarta dengan pesawat hanya membutuhkan waktu tempuh 1 jam 10 menit sedangkan dengan kereta 8 jam 28 menit, dimana harga tiket pesawat berkisar antara Rp.780,000 hingga Rp. 1,068,000 sedangkan kereta api berkosar Rp.200,000 hingga Rp. 485,000.(data diambil dari salah satu platfom pemesanan tiket).

Salah satu keuntungan dari perjalanan dengan kereta api adalah lokasi stasiun yang biasanya terletak di dalam kota sedangkan bandara ada yang terletak di luar dari kota tujuan sehingga pelaku perjalanan membutuhkan waktu dan biaya tambahan untuk tiba di pusat kota ataupun pada kota keberangkatan.

Kemunculan layanan Hype Trip oleh KAI ini bisa pula menggeser pilihan dari pelaku perjalanan baik bisnis maupun wisata bila ada kelanjutan atau peningkatan lagi dari KAI sehingga dapat menjaring lebih banyak pelaku perjalanan baik melalui penambahan fitur selama perjalanan maupun dari sisi layanan di stasiun dan selama perjalanan.

Bagi maskapai, perkembangan ini bisa menjadi warning signal dari pergeseran pilihan penggunanya dari moda udara ke moda darat sehingga diperlukan terobosan terobosan dari pihak maskapai agar hal tersebut bisa diminimalkan.

Selain dari kemungkinan pergeseran pilihan moda transportasi, ada kecenderungan lain dari pelaku perjalanan yang melepas statusnya sebagai independent traveler dan memilih paket wisata yang all inclusive.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline