Lihat ke Halaman Asli

Pelajaran Mencium

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_248960" align="alignleft" width="300" caption="Belajar Mencium dari Film Princess and The Frog"][/caption] Ingin mengajarkan hakikat sebuah ciuman pada putra-putri Anda yang masih duduk di sekolah dasar? Cobalah ajak mereka menyaksikan Princess and The Frog sebuah film aminasi buatan Disney. VCD dan DVD original film animasi 2 dimensi tersebut sudah beredar. Luangkan waktu, siapkan makanan, peluk anak-anak di sisi Anda ketika menyaksikan film yang diadaptasi dari cerita klasik The Frog Prince itu.

Princess and The Frog menceritakan kisah Tiana, seorang gadis berkulit hitam yang mempunyai cita-cita mendirikan rumah makan sendiri. Ayah Tiana menghembuskan mimpi itu sejak Tiana kecil. Setelah ayahnya meninggal Tiana tetap memelihara mimpi itu, meskipun harus bekerja keras sebagai pelayan pada rumah makan milik orang lain.

Suatu hari, seorang pangeran bernama Naveen datang ke New Orlean, kota di mana Tiana tinggal. Naveen dikutuk penyihir jahat menjadi kodok. Naveen teringat dongeng tentang pengeran yang terbebas dari kutukan karena berciuman dengan seorang putri. Naveen menemukan Tiana yang berkostum ala putri. Pangeran dalam wujud kodok itu berjanji akan mewujudkan impian Tiana apabila gadis kulit hitam itu mau menciumnya. Setelah mencium sang kodok, malah Tiana ikut berubah menjadi kodok pula. Sebuah perjalanan panjang dua kodok dimulai. Naveen dan Tiana sepakat bekerja sama untuk menemukan penyihir yang dapat mengembalikan wujud asli mereka.

Akhir cerita film ini cukup dramatis dan mengharukan. Usai menonton, tanyalah anak. Bagaimana komentarnya terhadap film tersebut. Jika bagus, apa yang bagus. Apa yang ia sukai dari film tersebut, dan apa yang kurang ia sukai. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapat dan hargai dengan mendengar sambil menatap lembut ke arahnya.

Setelah anak mengeluarkan pendapatnya, Anda dapat menegaskan, bahwa sebuah ciuman, mencium hendaknya dilakukan oleh pasangan suami-istri. Jika tidak, akibat buruk seperti Naveen dan Tiana dapat saja terjadi. Tentu saja bukan menjadi kodok. Anda dapat menjelaskan bahwa berciuman dengan sembarang orang bisa menularkan penyakit seperti infeksi jamur, infeksi bakteri, karena terjadi pertukaran air liur. Berciuman dengan saiapa saja juga bukan budaya Indonesia. Orang yang berciuman bisa saja mendapat olokan dari teman atau kenalannya.

Pembicaraan tentang ciuman ini mungkin saja akan melebar sehingga membuat Anda kewalahan menjawabnya. Jika itu yang terjadi, ajaklah anak mencari sumber referensi seperti buku atau dokter gigi untuk menjawab pertanyaannya. Anda tak perlu berkecil hati atau merasa bodoh jika belum bisa menjawab. Pertanyaan yang belum terjawab merupakan peluang untuk diskusi lanjutan di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline