Menjadi seorang istri di usia muda mengajarkan kita untuk belajar mandiri. Ntah mandiri dalam hal finansial maupun yang lainnya. Ya memang sih, kebutuhan hidup kita sudah ditanggung oleh suami kita, apalagi kita meyakini rezeki kita pun sudah Allah jamin. Namun apa salahnya kita berusaha mendapatkan lebih untuk sedikit meringankan beban suami. Dan yang terpenting kita bisa berbagi, ada istilah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Semoga Allah mudahkan kita dalam menjemput rezeki dari Allah, aamiin...
Orang tua selalu menasehati saya bahwasannya perempuan harus serba bisa apalagi kalau sudah menjadi istri orang. Namun tidak bisa dipungkiri kodrat perempuan hanya sebagai tulang rusuk, jangan sampai berlebihan apalagi ingin mengungguli suami kita. Intinya hiduplah mandiri, bisa tidak bisa ya harus belajar.
Sahabat, kebutuhan hidup kita akan selalu bertambah dengan berjalannya waktu. Maka dari itu, sebagai seorang istri jangan terfokus pada satu sumber penghasilan, apalagi hanya mengandalkan nafkah dari suami. Terus harus gimana dong? Mau tidak mau harus mencari sumber yang lain ya, sumber mata air finansial dari berbagai titik. Setidaknya kalau lebih dari dua penghasilan akan meminimalisir penyakit kanker (kantong kering).
Berikut ini merupakan 4 sumber penghasilan seorang istri pada umumnya, kalau kalian bisa lebih dari itu syukur Alhamdulillah. Penasaran apa saja kan? Yuk kita simak sampai selesai ya.
1. Uang Bulanan dari Suami
Kenapa saya posisikan uang bulanan dari suami sebagai opsi pertama? Karena kita udah bersuami, dan pastinya nafkah materi akan selalu kita dapatkan, iya gak? Besar kecilnya relatif ya, jangan terlalu memaksakan lebih kepada suami. Tanggungan suami bukan hanya kita, melainkan ada ibunya juga. Kalau dikasih sedikit ya bersyukur, dikasih banyak juga bersyukur. Intinya syukur Alhamdulillah, daripada gak dikasih sama sekali.
Biasanya seorang suami paham berapa banyak budget yang harus diberikan, dan pastinya sesuai kebutuhan ya. Semisal, saya pribadi dari jauh-jauh hari sudah membuat proposal keuangan (tidak usah diketik kaya anak kuliahan) untuk dibicarakan dengan suami. Isi proposal ya semodel berapa banyak anggaran untuk bulan depan (kebutuhan keluarga, anak, kondangan, dsb). Cara ini lebih efektif karena suami bakalan tahu kebutuhan istri apa saja, daripada istri ngedumel dibelakang karena dikasih sedikit, ya mendingan jujur dari awal ya. Coba deh dipraktikkan, kalau saya Alhamdulillah sudah dan berhasil.
2. Kerja berdasarkan Profesi
Nah, untuk opsi yang kedua ini kalian harus minta izin kepada suami ya. Biasanya kalau belum punya momongan bakalan diizinkan oleh suami. Tapi kalau udah punya, ya kurang tau juga. Tapi, untuk saya pribadi Alhamdulillah diizinkan bekerja. Nasehat suami sih, jangan bekerja yang terlalu membebankan, karena kerjaan di rumah juga sudah banyak (sadar diri juga karena merangkap jadi Ibu Rumah Tangga). Untuk penghasilan pastinya lebih besar suami ya, tapi Alhamdulillah kerjaan saya ringan tanpa harus menelantarkan suami (buktinya suami saya subur), lihat saja perutnya hee.