Pentas Java Jazz Festival 2018, salah satu acara tahunan yang selalu dinantikan, suguhan pertunjukan musisi dalam negeri dan mancanegara yang menghibur para penikmat musik Konsep acara yang memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk memilih pertunjukan musik mana yang ingin disaksikan penampilannya, tersedia berbagai hall dan stand yang menampilkan pertunjukan yang berbeda.
Pengunjung bisa memilih mana "lagu" yang ingin dan tidak ingin didengarkan, terlebih konsep-konsep panggung yang dihadirkan juga unik
Saya berkesempatan datang ke acara Java Jazz Festival 2018 pada Jumat, 2 Februari 2018. Pada pukul 15.00 saya sudah tiba di JIExpo Kemayoran dan pukul 16.00 akhirnya pemilik tiket sudah bisa masuk ke dalam.
Berbagai stand kuliner tersedia dan stand merchandise lainnya, berdasarkan jadwal pertunjukan baru akan dimulai pukul 17.00. Lewat aplikasi JJF 2018 saya melihat jadwal pertunjukan, sayapun terkejut mendapati bahwa pertunjukan di Hall B1 akan ada penampilan Elek Yo Band yang beranggotakan beberapa menteri Kabinet Kerja.
Elek Yo Band beranggotakan beberapa menteri Kabinet Kerja seperti: Budi Karya Sumadi, Triawan Munaf, Basuki Hadimulyono, Agus Marsudi, Retno Marsudi, Sri Mulyani, Teten Masduki, dan Hanif Dhakiri yang akan tampil bersama Endah n Rhesa yang terjadwal akan tampil pada pukul 20.00. Sayapun semangat dan menantikan penampilan Elek Yo Band, khususnya penampilan Bu Sri Mulyani.
Usai saya berkeliling stand yang ada dan menikmati makan malam, saya bergegaa menuju Hall B1. Ternyata untuk masuk sudah agak sulit dikarenakan sudah padatnya ruangan, tetapi syukurlah saya masih bisa masuk dan mendapatkan tempat untuk berdiri pada sisi kanan panggung.
Penampilan diawali oleh Endah n Rhesa yang membawa Lagu Daerah "Yamko Rambe Yamko" dari Provinsi Papua dan Lagu Kebangsaan "Tanah Airku" yang dibawakan dengan alunan suara yang indah. Waktu dinantikan pun tiba, penampilan para menteri dan pejabat Kabinet Kerja mengambil posisi di panggung dan penonton histeris berteriak
Saya awalnya terpikir lagu yang dibawakan, pastinya lagu-lagu lawas era tahun 1980-1990 seusai usai para menteri. Namun, dugaan saya salah malahan pak Budi Karya Sumad bersama.Bu Sri Mulyani justru membawakan lagu berjudul "Dia" yang dipopulerkan oleh Anji. Waktu berjalan cepat saya penikmat musuk,menikmati aksi para menteri berpentas di panggung Java Jazz Festival 2018.
Usai Bu Sri Mulyani dan Bu Retno menyanyikan lagu kedua berjudul "Ku Tak Bisa" yang dipopulerkan oleh Slank, para penonton melihat para menteri seakan-akan bersiap turun panggung, teriakan penonton "We want more" berulang-ulang terdengar, akhirnya para menteri hanya bertukar posisi tempat berdiri saja.
Juwita Malam menjadi judul lagu ketiga yang dibawakan oleh Elek Yo Band, saya dan penonton lainnya cukup menikmatinya. Terlebih bagi penonton yang berumur, lagu ini tentu memiliki makna tersendiri dan menjadi ajang nostalgia. Saya masih berharap akan ada lagu keempat dan kelima yang dibawakan, tetapi lagu ketiga mengakhiri penampilan Elek Yo Band.
Saya tak menyangka suara Bu Sri Mulyani cukup merdu, tampak beberapa kali berduet dengan pak Budi Karya Sumadi dan Bu Retno Marsudi. Pada akhir penampilan ternyata juga dirilis kartu prepaid (prabayar) dari bank sponsor Java Jazz Festival 2018 dengan edisi khusus bergambar personil Elek Yo Band. Saya juga jadi ingin memiliki lartu edisi khusus tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H