Toyota salah satu merk mobil dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia saat ini. Toyota dikenal sebagai perusahaan produsen mobil dengan kualitas yang baik. Tentu kita tak perlu meragukan kualitas mobil Toyota. Tiap harinya mobil bermerk Toyota melintas tak hentinya, bukti kepepercayaan masyarakat kepada Toyota.
Namun ternyata mobil berkualitas yang diproduksi Toyota tak begitu saja tercipta. Ada proses pembuatan berbagai komponen mobil, juga perakitan yan disatukan yang dilakukan oleh mesin-mesin. Ya, mesin-mesin yang dioperasikan oleh petugas-petugas bagian produksi di Toyota. Sehebat apapun mesin dan teknologi, peranan manusia yang mengoperasikan tak kalah pentingnya.
Toyota Indonesia kini sudah hadir di Indonesia dengan kualitas produk terpercaya selama 25 tahun. Membangun perusahaan dari awal sampai saat ini 25 tahun,bukanlah hal yang mudah. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi saat penting. Seperti apa hubungan antara SDM di Toyota Indonesia dengan mobil Toyota yang berkualitas?
Semua rasa penasaran saya terjawab dalam buku “Perubahan Tiada Henti” berisi kisah perjalanan QCC (Quality Control Circle) Toyota Indonesia selama 25 tahun. Diluncurkan pada Selasa, 16 Agustus 2016 di Gedung Kompas Gramedia lantai 7, saya berkesempatan menghadiri acara peluncuran buku “Perubahan Tiada Henti” karya Joice Tauris Santi.
Tak sekedar pelunccuran buku biasa bagi saya, namun saya mendapatkan penjelasan secara garis besar buku “Perubahan Tiada Henti”. Quality Control Ciycle (QCC) adalah pengimplementasian semangat kaizen yang efektif lewat kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 7-10 orang. Dalam kelompok-kelompok kecil itu bersama-sama mencari permasalahan untuk dipecahkan lewat inovasi dan memperbaiki keadaan.
Yang menjadikan QCC membuat saya takjub, pemimpin harus ikut serta dalam kelompok. Bukan sekedar memerintah,namun pemimpin memberikan keteladanan kepada bawahan untuk ikut dalam QCC. Seusai meluncurkan buku dilakukan bedah buku . Hadir Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Henry Tanoto, Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) dan Abdul Mukti, QCC Expert yang menyampaikan poin demi poin penting dari QCC.
Dengan tagline “Membangun manusia sebelum membuat produk” Toyota menjaga kualitas produk secara tak langsung lewat manusia (SDM). SDM yang berkualitas pastinya akan menghasilkan karya dan kontribusi yang baik bagi perusahaan. QCC yang dilakukan Toyota Indonesia adalah realisasi dari budaya kerja Kaizen yang sesuai dengan Toyota Way dan semangat Toyota Berbagi.
Kaizen senfiri adalah sebuah system perbaikan terus-menerus pada kualitas, teknologi, proses, budaya perusahaan, produktivitas, keselamatan, dan kepemimpinan. Kunci Kaizen adalah pada “Perbaikan Terus Menerus”, perubahan kea rah yang baik dan semakin baik. Bukan perubahan yang besar, namun perubahan-perubahan kecil yang konsisten sehingga berdampak besar. Kaizen di Toyota Indonesia dengan dua pilar, Quality Control System (QCC) dan suggestion system (SS).
Hal kecil yang diwujudkan di Toyota Indonesia. Di toilet perempuan ternyata ada kebiasaan “flushing” dua kali, padahal sebenannya cukup kali. Akhirnya dengan QCC maka kebiasaan “:flushing” satu kali di toilet perempuan bisa menghemat biaya penggunaan air sebesar 12 juta rupiah. Mungkin hal yang dianggap sepele, namun ada dampak besar yang dihasilkan dengan adanya QCC di Toyota Indonesia.
Pendekatan secara personal dilakukan lewat QCC sehingga karyawan memiliki produktivitas yang meningkat. Pimpinan berbincang dengan bawahan, sehingga pimpinan mengetahui kelemahan dan memberikan semangat bawahan. Bawahan merasa diapresiasi oleh pimpinan. Toyotapun tak dengan mudah mengimplementasikan QCC kepada semua karyawan, berawal dari kegiatan sukarela hingga diwajibkan.
Karena lewat QCC yang dilakukan ternyata produktivitas meningkat dengan mutu yang terjaga dengan baik. Toyota dari waktu ke waktu menerima permintaan akan produksi mobil, atas hal tersebut Toyota ingin permintaan dipenuhi dengan kualitas produk yang baik. Semuanya tak lepas dari SDM yang produktif dan berkontribusi, menyelesaikan masalah untuk perbaikan berkelanjutan.