Kabar baik bagi orang yang sering mengucapkan kata-kata kotor atau sumpah serapah.
Studi mengatakan kata kasar sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan tanpa filter dan sering diartikan perkataan itu 'tulus' dari hati.
Kecemasannya akan kata-kata kotor yang sering diucapkan tidak hanya berarti mereka memiliki kosakata yang berbeda atau lebih cerdas daripada orang yang selalu berkata sopan.
Mereka mungkin lebih jujur.
Peneliti menemukan, mereka yang memiliki kosakata lebih untuk mengumpat ternyata lebih cerdas ketimbang mereka yang menghindari kata-kata nakal. Namun, padanan kata yang mereka gunakan cenderung lebih tepat pada kondisinya.
Dalam jurnal Languange Sciences, penulis studi, Psikolog Kristin dan Timothy Jay mengatakan, asumsi umum yang sering terjadi saat mengumpat itu cenderung malas mencari kosakata yang memadai, kurang pendidikan atau tidak bisa mengendalikan diri. Nyatanya, mereka menemukan sebaliknya.
"Kefasihan mereka mencari kata-kata kotor berkolerasi positif dengan POV (kemiskinan kosakata). Ini artinya, orang cerdas akan menggunakan kemampuan verbalnya untuk lebih memahami makna konten kotor dan tepat untuk diungkapkan untuk menghina sesuatu," katanya.