Lihat ke Halaman Asli

Langkah Tegas Tito Karnavian Diuji, Bela GMBI atau Pecat Kapolda Jabar

Diperbarui: 16 Januari 2017   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengangkatan Tito Karnavian sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu memang disebut-sebut sebagai kebijaksanaan yang mengejutkan.   Mengejutkan karena meniscayakan tradisi yang sudah lama berlangsung di tubuh Polri dimana jabatan Kapolri selalu diisi oleh estafetnya  lulusan angkatan pendidikan kepolsian dimana senioritas mejadi tolok ukurnya.

Mungkin semua orang sudah berpendapat bahwa langkah Jokowi mengangkat Kapolri dari Angkatan Muda Kepolisian itu bertujuan untuk mereformasi institusi kepolisian secara total dan signifikan. Dan kelihatannya niat Jokowi itu dijalankan dengan baik sekali oleh Jendral Tito Karnavian.

Kita melihat bagaimana Tito mampu membawa institusinya lebih “bersih” dengan mempersilahkan tim saber pungli berperan dalam lingkungan yang selama ini nyaris tidak tersentuh oleh penegak hukum lain selain polri.

Sudah ada beberapa anggota Polri yang ditangkap karena diduga melakukan praktek pungli.  Dan sudah ada beberapa yang dipecat dari jabatannya termasuk Kabagreskrim Polda Bali. Ini cukup mengesankan.

Selanjutnya langkah Tito membersihkan institusi kepolisian dilanjutkan dengan reformasi pelayanan pembuatan SIM.  SIM online. Ini yang menurut saya sangat hebat.  Tito memang terkesan sungguh-sungguh ingin membuat Polri menjadi  institusi Profesional.

Jauh hari sebelum Tito digadang-gadangkan jadi kapolri saya sudah pesimis. Analisa saya Tito akan mendapat benturan-benturan hebat untuk menggapai  Tribrata satu itu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam tubuh Polri selalu ada “pertarungan antar jendral” yang memperebutkan  2 jabatan strategis yaitu Kabareskrim dan Kapolri.  Pertanyaannya kemudian Tito akan berdiri dimana bila ternyata ada 2 kutub besar di tubuh Polri.

Selain ada “Pertarungan antar Jendral” di tubuh Polri, bisa dipastikan seperti halnya lembaga-lembaga besar di negara ini pasti selalu ada Barisan Status Quo.  Dimana-mana di lembaga-lembaga besar di Indonesia biasanya  ada “Dewan Kehormatan Tidak Resmi” yang mengendalikan “bisnis-bisnis” dilingkungan mereka.  Dan mereka-mereka itulah yang selalu tidak menghendaki adanya reformasi di internal lembaga/ institusinya karena akan membuat Zona Nyaman mereka terganggu.  Bisa juga akan membuat “peluang bisnis” mereka terancam.

Faktanya kemudian Tito Karnavian sampai dengan kemarin-kemarin mampu membuat perubahan besar di tubuh Polri.  Kita tidak tahu persis “pertarungan-pertarungan” ataupun “negoisasi-negoisasi” yang dilakukan Tito Karnavian terhadap “Penguasa-penguasa Polri yang ada”.  Tetapi memang kelihatannya Tito mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

BENARKAH BANYAK ANGGOTA POLRI YANG MENJADI BEKING ORMAS PREMAN DAN LSM PREMAN?

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu selain para anggota Polri yang sudah senior. Hanya mereka yang tahu persis ada tidak tradisi-tradisi seperti itu dimana ada anggota Polri nyambi berbisnis untuk menjadi Pembina ormas tertentu ataupun berpolitik lewat   LSM-LSM tertentu.

BOLEHKAH ANGGOTA POLRI MENJADI PENGURUS SEBUAH ORMAS?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline