Lihat ke Halaman Asli

"Jangan di Baca"

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang pria bijak memasuki sebuah cafe dan mulai menceritakan lelucon dan membuat semua orang dalam cafe itu tertawa. Tidak lama pria itu mengulangi leluconnya, kali ini hanya beberapa orang orang saja yang tertawa.  Lima menit kemudian pria itu menceritakan lelucon yang sama dan ternyata gak ada yang tertawa. Pria ini pun tersenyum lebar sambil berkata:
“Bila kamu gak bisa tertawa berulang-ulang pada lelucon yang sama, mengapa kamu terus menangis berulang-ulang pada masalah yang sama?”
Kesusahan hari ini, cukuplah untuk hari ini…

Kehidupan manusia itu seperti sebuah buku. Sampul depan adalah tanggal lahir, sampul belakang adalah tanggal kematian. Tiap lembarnya adalah hari-hari dalam kehidupan kita, ada buku yang tebal, ada juga yang tipis. Hebatnya seburuk apapun halaman sebelumnya selalu ada halaman selanjutnya yang bersih, baru dan tidak cacat. Seburuk apapun hari kemarin Allah selalu menyediakan hari yang baru tuk kita memperbaiki kesalahan kemarin, melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkannya.

Semoga Allah meridhoi kita menjadi hamba yang beruntung.
Amiin Ya Rabb…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline