Setelah sekira dini hari tanggal 5Nov16, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan kepada publik seusai melakukan Ratas si istana menanggapi aksi damai 4 November 2016. Yang pada intinya mengapresiasi aksi damai, memproses tuntutan demonstran dengan cepat dan transparan dan mengutuk aksi kerusuhan setelahnya yang diduga ditunggangi aktor politik yang tidak disebutkannya siapa aktor tersebut. Kita coba terka-terka siapa aktor politik tersebut yuk??
Aksi demonstrasi "damai" 4.14 kemarin dengan pakaian dan kopiah putih memang mencerminkan kesucian dan kedamaian. Benar, sejarah baru dalam tradisi demo di Indonesia para demonstran mengutip sendiri sampah di jalanan. Ada dapur umum demonstran, ada pos kesehatan, ada dukungan-dukungan yang luar biasa termasuk layanan charger hp gratis. Cara baru dan tampilan yang terlihat sejuk dalam berujunjuk rasa.
Sebelum menelisik lebih jauh tentang siapa aktor penunggang aksi yang berujung rusuh tersebut yaitu setelah lewat pukul 18.00 wib. Mari kita melihat substansi yang menjadi motif demonstrasi4.11 "damai" itu.
1. Central Issu
Yang menjadi dasar penggerak demonstrasi 4nov tersebut adalah issu penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI cuti AHOK. Tentu seperti biasa penganut agama dominan di negeri ini yaitu Umat Muslim sebahagian akan sangat mendidih darahnya dan tersulut emosinya bila ada indikasi penistaan terhadap agamanya. Itu hak mereka sesuai ajaran agamanya. Benar atau tidak ada dugaan penistaan agama tersebut, nanti kita lihat dinamikanya.
2. Tujuan dan Alamat Aksi
Tentu setiap aksi harus punya tujuan. Supaya didengar, supaya ditindaklanjuti, agar dimenangkan tuntutannya. Karena realitanya demokrasi kita memang masih sebatas adu banyak bukan adu substansi maka peluang itu akan besar terwujud bila bisa menghadirkan sebanyak-banyaknya orang untuk berteriak.
Karena kasusnya adalah penistaan agama, sudah barang tentu juga kasus ini disuarakan kepada lembaga2 agama. Telah dilakukan langkah itu, MUI sudah mengeluarkan pernyataan, menteri agama, pihak justisia. Dan sebelum demo 4 November sebenarnya para pihak sudah mengambil sikap dan tindakan yang berkenaan dengan itu. Tetapi sebagaimana tujuan demonstrasi itu, maka aksi 4nov juga harus dilaksanakan.
Kemudian aksi 4nov kemarin dilaksanakan di depan istana merdeka dengan pemilik alamat adalah Sang Presiden. Presiden pun menugaskan atas nama dirinya adalah JK Sang Wapres, Menteri Agama, Menkopolhukam, Mensesneg dan pembantu-pembantunya yang lain di lingkungan istana.
Lalu pertanyaannya kenapa harus ke istana? Kenapa harus presiden yang menyambut para laskar suci itu? Pertama, seperti yang telah dikatakan oleh Kapolri, bahwa presiden sendiri sebagai pemimpin eksekutif tidak berhak mengintervensi kasus di judikatif. Kenapa para demonstran tidak menuju Mabes Polri saja atau ke Kejaksaan Agung ya? Kemudian kenapa massa menolak hasil pertemuan para delegasi dengan Wapres yang kemudian awalnya dimulai kerusuhan itu. Bahkan dibsalah satu tayangan TV swasta (Net TV) ada massa yang meneriaki Jokowi **jing! dan langsung di cut tayangannya. Nantilah bila itu dianggap pelanggaran hukum bisa meminta rekamannya ke tv bersangkutan.
Apakah benar ketidakpuasan kepada Jokowi hanya karena tidak menanggapi aksi 4nov secara langsung ataukah karena ada unsur "dendam" pemilu2014 silam? Seperti, satu anak panah menyasar 2 target. Target pertama adalah si "kafir" AHOK dan kedua si "kurus" Jokowi.