Lihat ke Halaman Asli

Akankah Petani Tambak Bangkit dari Keterpurukan?

Diperbarui: 12 Desember 2017   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Budidaya tambak tradisional  di kabupaten sidoarjo sudah ada sejak jaman dahulu, generasi petani tambak masih tetap meneruskan tradisi yang di wariskannya untuk mewujudkan budidaya yang berkelanjutan. Banyak faktor penurunan hasil budidaya yang dirasakan saat ini oleh petani tambak di kabupaten sidoarjo diantaranya :

Benur, saat ini kesulitan untuk mendapatkan benur berkwalitas terutama benur udang windu, banyak hatchery skala besar beralih ke vaname, hanya tersisa hatchery skala kecil yang masih budidaya benur udang windu, itupun minim pembinaan dan pengawasan dari pemerintah.

Saluran air sungai , dengan sistem pasang surut air laut kwalitas aliran sungai sangat menentukan keberhasilan, saat ini banyak sungai yang sudah mulai dangkal sehingga air pasang tidak maksimal masuk ke tambak.

Alih fungsi lahan, dengan banyaknya alih fungsi lahan menjadi perumahan, industri dan pergudangan menyebabkan kerusakan ekosistem di sebagian lokasi tambak, kerusakan di sebabkan juga banyaknya industri tidak mempunyai pengolahan limbah yang standar sehingga semua di buang ke sungai.

Cuaca , cuaca yang exstrim banyak merugikan petani tambak tidak maksimalnya pengeringan dan pasang air laut tinggi.

dokumen pribadi


Pada tanggal awal Desember pasar air laut sangat tinggi sehingga banyak menenggelamkan lahan tambak di kabupaten sidoarjo, petani banyak mengalami kerugian karena udang dan ikan siap panen keluar dari tambaknya dan pintu air tambak banyak yang rusak.

Kondisi tambak banjir saat ini sangat parah bila dibandingkan dengan akhir tahun 2016 lalu, saat ini petani masih menunggu pasang air besar di awal bulan Januari 2017, kami berharap pemerintah dapat turun tangan dengan keadaan ini, karena pada tahun yang lalu petani melakukan swadaya untuk membuat tanggul dekat laut yang seharusnya ini menjadi tanggung jawab pemerintah, kata Syaifudinpetani daerah segoro tambak.

Besar harapan pemerintah dapat memperhatikan keluhan petani tambak jangan sampai terpuruk, di area segoro tambak sudah 2 tahun selalu banjir bahkan tambaknya di tahun 2017 belum merasakan panen sudah tenggelam lagi dan sudah banyak mengeluarkan biaya perbaikan, kata H Sudjono.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline