Lihat ke Halaman Asli

Ko In

TERVERIFIKASI

Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Money, Cafe dan Coffee

Diperbarui: 26 September 2024   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto: threads.net)

Manusia itu mahluk yang haus akan kepentingan dan kekuasaan. Sehingga berusaha memenuhi kebutuhan atau kepentingannya dengan berbagai cara. Jika perlu mengabaikan moral, etika serta aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Tidak heran, pada akhirnya muncul konflik antara satu orang dengan yang lain atau dengan kelompok lain. Baik sifatnya gesekan kecil sampai yang besar. Dari yang tidak terlihat sampai yang kasat mata. Dari yang kesal sampai keras dan kasar. Melibatkan fisik sehingga harus diselesaikan dengan kekuasaan tertentu atau pengadilan.

Sebutan homini homo lupus, sangat tepat untuk manusia. Dimana sifat manusia tidak ubahnya seperti serigala. Manusia adalah serigala bagi manusia lain. Sebuah gambaran bagaimana manusia memiliki sifat rakus. Ingin memenuhi keinginan dengan cara apapun.

Manakala money atau uang menjadi alat tukar barang dan jasa. Tidak sedikit yang menjadikannya sebagai alat dan sarana untuk menguasai atau mengendalikan orang lain. Uang  menjadi tujuan karena kebermanfaatannya. 

(foto: Pixabay)

Dengan uang, orang merasa dapat melakukan apa saja sesuai apa yang dikehendaki. Bagi sebagian orang, memperoleh uang itu mudah. Sementara bagi yang lain, sulitnya bukan main untuk memperoleh selembar money yang berwarna merah.

Tidak heran jika kesibukan kehidupan sehari-hari, hanya diwarnai oleh aktivitas yang mengarah pada usaha memburu uang dan uang. Maka kehidupan ini terasa hambar. 

Tidak ada aktivasi seni budaya, yang dapat mengundang decak kagum bahkan tawa. Jika kegiatan manusia hanya demi uang dan uang. Maka bisa dikata dunia sudah kiamat. 

Orang memburu uang atau money dengan harapan dapat membeli  dunia. Namun apa artinya jika dunia tidak mengenal dirinya karena manusia terlalu sibuk dengan segala mimpi dan angannya.

(foto: swa.co.id)

Manusia terasing dengan nilai-nilai kehidupan menurut ukurannya. Termasuk mengesampingkan etika dan moral serta kewajiban menjaga alam. Tidak mudah mengekploitasi alam. Walau itu dengan alasan demi kesejahteraan manusia melalui kegiatan ekonomi bisnis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline