Lihat ke Halaman Asli

Ko In

TERVERIFIKASI

Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Sate Ratu dan Strategi Menghargai Pelanggan

Diperbarui: 22 Juni 2023   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sate Lilit Basah (foto:ko in)

Memelihara relasi, pertemanan sesuatu yang penting dan perlu dalam dunia usaha. Apalagi jika menyadari diri sebagai mahluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri. Terlebih jika mengingat bentuk pertemanan atau sosialisasi memperoleh dukungan dari perangkat modern seperti android.

Untuk kesekian kali berkesempatan makan sate di Sate Ratu setelah mendapat undangan dari pemiliknya Febian Budi Seputro di bulan Juni 2023, lewat Kompasiana Jogja (Kjog) lewat Event KJOG bersama Kompasianer Jogja lainnya.

Gara-gara kemajuan teknologi saya mengenal warung Sate Ratu saat masih di salah satu pusat kuliner Jogja di kawasan utara Jogja tepatnya di Jl. Magelang bernama Jogja Paradise. 

Namun karena jumlah pelanggan yang terus bertambah Sate Ratu memutuskan pindah yang lokasinya lebih kearah Utara. Tidak jauh dari Jl. Kaliurang sekitar Km 9. Tepatnya di Jl. Sidomukti, Tiyosan, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta.

Sate Ratu (foto:Riana Dewi)

Kawasan yang mulai tumbuh beberapa tahun terakhir dengan kehadiran aneka macam kuliner sekitar jalan ini. Salah satunya Sate Ratu. Menjadikan daerah ini semacam kawasan kuliner Jogja baru, yang patut dicoba jika belum pernah kesana.

Pada awal kepindahannya, saya sempat makan sate merah Sate Ratu. Tempatnya terasa luas, memungkinkan untuk memilih tempat duduk dimana saja. Termasuk yang terbuka, dinaungi pohon-pohon, berhadapan dengan sawah, dengan catatan jika cuaca cerah.

Waktu itu, untuk menunggu pesanan tidak terlalu lama. Makan sate memang harus sabar sebab menunggu harus dibakar. Beda dengan sajian makanan lain, yang sudah siap sebelum tamu atau pelanggan datang.

Bakar sate ( foto: ko in)

Beberapa kali saya datang ke Sate Ratu dengan beberapa teman yang berbeda-beda. Terakhir saat Covid-19 mereda, kondisi warung sate ini memang tak begitu ramai sehingga kami leluasa untuk memilih tempat duduk.

Namun kedatangan di pertengahan Juni 2023, saya melihat pengunjung yang tidak terbayangkan jauh sebelumnya. Tempat duduk penuh bahkan ada sebagian pengunjung yang rela antri. Tempat yang dulu terasa luas, saat ini terasa sempit. Padahal ada juga ruang khusus bagi mereka yang merokok di lantai dua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline