Lihat ke Halaman Asli

Ko In

TERVERIFIKASI

Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Belajar Peka Boleh, Tapi Pacar atau Pasanganmu Itu Bukan Peramal

Diperbarui: 20 Januari 2021   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putus ? (foto: ko in)

Jika mendapat pertanyaan, "Pacaran itu apa sih ?" Saya yakin banyak yang dapat menjawab dan menguraikan. Termasuk mereka yang berusia belasan tahun. Saat mereka belajar menjalin relasi atau pertemanan dengan melibatkan perasaan, bersama lawan jenis. Rasa kasih, sayang dan rindu. Menjadi dorongan tersendiri untuk menciptakan keindahan ingin bertemu dan selalu bersama.

Apakah mereka saling cinta ? Ehm… Sepertinya belum dapat dijawab dengan pasti. Pacaran, semacam tahap untuk saling mengenal, mengerti dan memahami sifat, perilaku serta kebiasaan teman lawan jenis.

Ada banyak pengalaman baru ditemukan pria tentang perempuan. Juga sebaliknya, perempuan menemukan dan mulai memahami seperti apa mahluk yang disebut dengan laki-laki atau pria.

Semacam tahap pematangan atau pendewasaan dalam memaknai rasa kasih dan sayang. Supaya memahami apa arti cinta sesungguhnya. Jadi jika boleh sedikit menyimpulkan, pacaran itu adalah proses mengenal arti kata cinta dengan segala cerita indah, tentang hubungan asmara atau rasa. 

Termasuk mencoba mengerti aneka macam konsekuensi  jika melakukan relasi lebih dalam. Sehingga menemukan arti kata cinta dari hati dan pikiran. Baik pada dirinya atau lawan jenis, yang selanjutnya disebut pasangan.

Perhatian dan peduli (foto: ko in)

Manakala muncul pertanyaan dari hati, perlu tidak memutuskan hubungan perasaan dengan teman lawan jenis? Karena berbagai pertimbangan yang melibatkan rasa dan akal. Saat itulah, laki-kaki atau perempuan sedang mematangkan rasanya. Rasa cinta, kasih dan sayang. Mohon maaf, untuk sementara akal sehat kerap disingkirkan.

Jangan lakukan hal aneh-aneh saat pacaran

Oleh karena itu saat berpacaran jangan melakukan hal aneh-aneh di luar batas, sebagaimana layaknya orang berpacaran. Pacaran boleh tapi jangan sampai melakukan hubungan seks sebelum menikah. Jangan sampai mendapat predikat "pasangan yang berinvestasi". "Sudah menabung" atau mendapat gelar MBA bukan Master  Bachelor of Art dalam bidang akedemis. Bukan juga di bidang pendidikan seks. Tapi MBA, Married By Accident. Alias hamil duluan sebelum menikah. 

Empat atau lima bulan baru menikah sudah melahirkan anak. Apakah ilmu kedokteran sudah salah dalam menentukan usia pembuahan dan lama mengandung manusia untuk mempunyai anak ? Dari sekitar 9 bulan jadi 4 atau 5 bulan saja ? Kemajuan apa ini ?

Jika dalam masa pacaran salah satu lawan jenis baik pria atau perempuan minta berhubungan badan atau hubungan seks. Dengan alasan banyak alat kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan. Saat itu juga katakan, "Putus."

Katakan Putus (foto: ko in)

Tidak perlu memberi tanda, sinyal atau isyarat ingin mengakhiri hubungan pacaran atau memutuskan pacaran. Dengan cara tidak membalas chat WA, menolak diajak ketemuan, berusaha menghindar supaya tidak bertemu saat di sekolah atau kampus. Atau juga saat di mall.

Hubungan seks kerap jadi alasan pembuktian cinta, saat pacaran. Khususnya kerap diminta oleh pihak pria. Ijinkan saya kutip pesan kuno tapi bermanfaat bagi siapa saja yang sedang memiliki relasi pacaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline