Menceritakan kembali pengalaman kehilangan data, rasanya seperti membuka luka lama saat diputus pacar. Peristiwanya kapan sudah lupa tetapi rasa sakitnya itu sulit dilupakan. Kerja keras puluhan minggu, hilang dalam semalam tanpa alasan jelas apakah human eror atau karena gagap teknologi.
Hasil rekaman sandiwara radio, yang dikerjakan secara maraton berminggu-minggu. Beserta musik-musik ilustrasi dan suara-suara rekaman pendukung lainnya. Yang menggambarkan orang sedang naik kuda, ramainya pasar, mengejar pencuri, perkelahian atau menciptakan suasana seram dan menakutkan. Lenyap....
Saat didengar ulang. Hanya terdengar suara noise panjang, " Ssssssssss.............................".
Kepanikan langsung melanda saya dan para pengisi suara, yang saat itu berada di studio.
Sebagai seorang broadcaster, memainkan pikiran atau daya imiajinasi orang lewat suara bukan perkara mudah. Terkadang dengan lima orang harus mampu menghadirkan suasana orang sekampung, yang gaduh. Harus dapat memberi gambaran kepada pendengar seolah banyak orang, ribut mengejar pencuri dan ramai-ramai menghajarnya dengan berbagai pukulan serta tendangan.
Membutuhkan beberapa kali take voice agar atmosfir orang panik, marah, orang-orang berteriak penuh emosi, saling kejar-kejaran, ribut dan bunyi orang dipukuli. Semua itu tidak dapat dikerjakan dengan sekali jadi.
Betapa kecewa dan sakitnya perasaan ini manakala kerja keras itu hilang dalam semalam.
Hasil rekaman lenyap dalam sekejap
Tidak jarang suara ini menjadi serak, tenggorokan kering dan gatal namun hasilnya belum maksimal. Sehingga mesti melakukan rekaman ulang untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diinginkan sutradara. Namun data hasil rekaman yang hilang merupakan malapetaka tersendiri.
Semuanya lenyap dalam waktu sekejap tanpa sebab yang jelas. Kami hanya bisa diam, saya berkacak pinggang menahan lelah fisik dan hati. Rekan lain garuk-garuk kepala dan bergumam. Sementara yang lainnya lagi hanya dapat menghela nafas panjang.