Lihat ke Halaman Asli

Ko In

TERVERIFIKASI

Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Dahar Kembul dari Asterix sampai Kjog

Diperbarui: 17 Juli 2017   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahar Kembul Nasi Kuning (Foto: Ko In)

Tidak baik orang hidup sendiri. Hakekat manusia adalah mahluk sosial. Mahluk yang selalu ingin hidup bersama kelompok atau jenisnya. Apapun peristiwa dalam hidupnya, senang, sedih, gembira atau duka. Orang selalu ingin bersama.

Dengan kebersamaan ada kekuatan. Ada warna hidup serta cerita yang dapat diambil pelajaran. Tidak heran jika dalam film atau cerita-cerita klasik. Pesta dan makan bersama selalu menjadi bagian atau sekelumit cerita untuk memperindah tontonan atau bacaan.

Masih ingat komik Asterix ? Diakhir cerita selalu menggambarkan pesta dengan makan bersama dalam keremangan malam ditemani bulan. Setelah menjalani hari dengan persoalan hidup desa, berantem perang kata-kata dengan sesama warga desa Galia. Atau bertempur dengan tentara Roma.

Lucunya warga desa Galia sering berantem gara-gara dipicu pertengkaran antara Odralfalbetix, pemilik warung ikan. Dengan Ceautomatix seorang pandai besi, yang selalu mengeluh tentang bau ikan busuk dari warung ikan milik Odralfalbetix .

www.rc.network.de

Dari masalah bau ikan dapat terjadi perkelahian yang menyeret seluruh warga desa Galia. Atau berkelahi dengan tentara Roma yang mengganggu teritori desa Galia. Walau Obelix sudah mengoleksi banyak topi baja tentara Roma. Seolah tidak pernah puas membuat babak belur tentara Roma.

Hampir semua serial komik Asterix selalu diakhiri dengan makan bersama atau Dahar Kembul ala orang Galia. 

Kebersamaan menjadi kata ikonik terkait fenomena Dahar Kembul. Kebersamaan seolah mampu menghapus segala kesusahan dan kesulitan hidup. Dengan bersama menciptakan kegembiraan. Dahar kembul menjadi medium menciptakan kegembiraan dengan orang-orang terdekat, keluarga serta sahabat.

Kebersamaan terjadi karena ada pertemuan atau perjumpaan. Antara satu orang dengan satu orang lain atau lebih. Demikian pula perjumpaan nasi kuning, telur dadar rajang, pergedel, ayam bakar, kering tempe, peyek teri, bakmi goreng di atas selembar daun pisang.

Tidak ketinggalan tomat, timun, dan daun slada. Apalagi sambal yang ditempatkan di mangkok tersendiri. Seperti perahu yang siap berlayar mengarungi pedasnya rasa di Coffee Shop GQ Hotel Jogja yang buka dari pukul 11:00 sampai 21:00. 

Shelly dan Wahyu (Foto: Dimas Anggoro Kjog)

Undangan GQ Hotel Jogjakarta yang sangat mendadak untuk beberapa Kjogs, penulis blog Kompasiana Jogja. Memberikan rasa penasaran. Dan perasaan tergesa-gesa itu hilang manakala disambut Wahyu Irawan , asisten food and beverage GQ Hotel yang murah senyum dan Shelly Ika Septia, Public and Relation GQ Hotel yang ramah. Serta... Ehm, muda dan cantik.

Membuat Jogja yang siang itu sangat panas berubah menjadi, Ademmm......... 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline