Lihat ke Halaman Asli

Ko In

TERVERIFIKASI

Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Tari Jai, Cyber Crime dan Titik Lemah

Diperbarui: 8 Mei 2017   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tari Jai dari Flores (dok pribadi)

Senyum di wajah kedelapan mahasiswa  STMIK Jendral Achmad Yani Jogjakarta. Seolah tidak pernah lepas,menggambarkan suasana hati riang.

Semakin menghangatkan aula STMIK Achmad Yani yang berada di lantai empat. Tarian mereka memukau peserta Roadshow dengan tema Cyber Crime di Jogja. Yang berlangsung awal bulan Mei.

Tarian yang energik (dok pribadi)

Apalagi saat mereka membawakan tarian Jai yang berasal dari Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur. Seringkali mereka menebar senyum ke peserta Road Show Serempak 2017. Yang didominasi kaum perempuan.

Dengan kompak mereka melakukan gerakan yang berirama mengikuti alunan musik khas Nusa Tenggara Timur. Membuat badan ini tidak tahan untuk tidak ikut bergoyang.

Tarian Jai yang berasal dari kabupaten Ngada, Flores biasanya ditarikan untuk menyambut tamu kehormatan dan saat berlangsungnya upacara adat.  Tarian ini sudah cukup dikenal di beberapa negara karenaTentara Nasional Indonesia yang tergabung dalamKontinganGaruda sebagai Pasukan Perdamaian  PBB di Lebanon menarikannya di hadapan tentara Pasukan Perdamain lain dari manca negara.

Rapi dan kompak (dok pribadi)

Gerakan yang sederhana dan tidak rumit membuat tarian ini amat menarik. Sehingga membuat peserta roadshow yang umumnya blogger tidak habis-habisnya mengabadikannya dalam kamera atau perangkat gadget mereka.

Para penari ini tergabung dalam Sanggar Pamanusa Tim Nusantara di kampusnya. Walau tarian berasal dari Flores, ternyata mereka berasal dari berbagai daerah. Ada dari Makasar, Papua, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur bahkan dari negara tetangga Timor Leste.

www.serempak.id

Acara roadshow Serempak 2017 yang diawali dengan tarian yang menarik karena kekompakan dan kebersamaan. Seolah ingin menunjukkan perlunya kebersamaan dalam menghadapi ancaman atau bahaya cyber crime yang tidak dapat dipandang remeh dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di negeri ini.

Menurut Surahyo Sumarsono seorang konsultan dan pengajar IT di sebuah perguruan tinggi terkemuka di Jogja. Para pengguna telepone pintar atau gadget harus menyadari bahwa saat aktif melakukan koneksi internet. Bukan  hanya alat saja yang dihadapi tetapi juga manusia. Terdapat jutaan orang dibalik atau di belakang alat seperti smart phone. Baik dengan membaca atau sekedar melihat.

Roadshow Serempak (dok pribadi)

Dalam aktivitas terkait cyber crime Surahyo mencermati bahwa kejahatan terkait di dunia maya lebih pada usaha seseorang yang melakukan tindak penyerangan lewat kebiasaan orang. Cenderung kepada perilaku yang menjadi sasaran dengan memanfaatkan suasana psikologis seseorang.

Menurut Surahyo, titik terlemah dalam kasus cyber crime ada di dalam diri manusianya bukan teknologi. Kasus Mama Minta Pulsa merupakan social enginering attack. Manusianya yang paling mudah diserang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline