Seluruh warga negara dihebohkan dengan pertandingan timnas Indonesia belakangan ini. Antusiasme masyarakat begitu tinggi terhadap pertandingan sepak bola, termasuk membuahkan harapan agar timnas garuda dapat mengepakkan sayapnya di kancah internasional. Banyak hal menarik yang dapat dilihat dan dipelajari dari para pemain, pelatih, dan seluruh tim yang terlibat. Salah satunya, adalah GRIT yaitu kombinasi antara passion dan kegigihan.
Terbukti dengan masyarakat yang tetap mendukung secara penuh dan memberikan apresiasi terhadap pertandingan timnas Indonesia kemarin. Karena kegigihan dalam GRIT bukan selalu harus berarti kemenangan mutlak, justru dari proses seluruh pemain, pelatih, kru di balik layar. Terbukti dengan performa timnas yang mulai diapresiasi oleh warga mancanegara.
Baca Juga: Takut dengan Kegagalan? Ini Cara Maudy Ayunda Menghadapinya
Fokus dengan Tujuan
Sepak bola selalu menjadi olahraga favorit bagi sebagian orang. Rasanya selalu membanggakan jika pertandingan timnas Indonesia dapat berjalan dengan baik seiring dengan kualitas yang meningkat. Kegagalan bukanlah hal baru bagi tim garuda muda, termasuk pada Piala Asia U-23. Tahun ini, adalah tahun pertama bagi pertandingan timnas Indonesia di babak semifinal Piala Asia U-23.
Kesempatan pertama setelah gagal dari lima kali percobaan di tahun-tahun sebelumnya. Kita sering mendengar, kegagalan adalah kemenangan yang tertunda. Ketika kita dapat terus gigih dalam berlatih dan fokus pada tujuan awal, maka kemenangan adalah di depan mata.
Terbukti dalam pertandingan timnas Indonesia tahun ini yang sangat layak untuk diapresiasi sejak mereka lolos babak kualifikasi. Hal ini seakan menjadi angin segar bagi timnas garuda dan seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatnya kualitas sepak bola tanah air. Tapi kini, melalui pertandingan demi pertandingan timnas Indonesia kita bisa melihat salah satu penerapan GRIT yang dilakukan. Yaitu mereka fokus pada tujuan untuk lolos dalam Piala Asia U-23 dengan terus mencoba dan meningkatkan performanya setiap tahun.
Tujuan mereka tentu juga bukanlah tujuan jangka pendek, karena semangat tinggi membuktikan ada tujuan jangka panjang di belakangnya. Jika saat ini melalui pertandingan timnas Indonesia sudah memberikan hasil yang optimal, maka mari kita tunggu tujuan-tujuan jangka panjang dari timnas garuda kedepannya sebagai bentuk GRIT yang dapat kita pelajari bersama.
Kegigihan dan Waktu, Kombinasi Pertandingan Timnas Indonesia
GRIT erat kaitannya dengan kegigihan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Angela Duckworth dalam bukunya berjudul GRIT: Why passion and resilience are the secret to success. Dari buku ini, kita dapat lebih memahami bahwa kunci kesuksesan bukan hanya tentang passion atau bakat alami, tapi kita juga memerlukan kegigihan dan resiliensi yang tinggi sebagai daya tahan untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan.
Kekalahan terhadap Uzbekistan kemarin juga bukanlah sebagai perjuangan akhir. Mereka tetap gigih dan sadar bahwa masih banyak tujuan-tujuan yang lain yang perlu dicapai. Erick Thohir selaku Ketua PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) memposting salah satu unggahan dalam akun Instagram pribadinya yang menyatakan bahwa perjuangan dalam pertandingan timnas Indonesia belum berakhir.
Timnas garuda masih mendapat kesempatan untuk memperebutkan juara tiga pada Piala Asia 2024 ini. Jikalau gagal, mereka juga masih memiliki target-target lain yang perlu dicapai dan diusahakan. Hal ini tentu memerlukan kegigihan yang tumbuh seiring dengan waktu. Disinilah salah satu bukti penerapan GRIT lainnya yang dapat kita temui dalam pertandingan timnas Indonesia, yaitu mampu bertahan menghadapi tugas dan mencapai tujuannya walau menemui kesulitan.