Lihat ke Halaman Asli

Kognisi.id

TERVERIFIKASI

Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Creative Thinking: Menyempurnakan Kemampuan Critical Thinking

Diperbarui: 20 November 2023   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.kognisi

Oleh: Najwa Khabiza Egaikmal - Content Writer Intern Growth Center 

Saat mendengar kata kreatif, apa hal yang ada di benakmu? Apakah kamu memikirkan tentang gerabah dan prakarya, karya musik, inovasi makanan atau desain poster yang penuh dengan warna? Tentu benar bahwa hal-hal tersebut berkaitan erat dengan kreativitas. Namun, lebih dari pekerjaan yang menghasilkan produk dan output, kreatif pada dasarnya adalah sebuah cara berpikir. 

Baca Juga: 8 Tipe "Creativity Style", yang Mana Punyamu? 

Selama ini, kita memiliki anggapan bahwa setiap orang punya cara berpikir yang berbeda. Apakah kamu familiar dengan "pertarungan" antara dominasi orang otak kanan dan otak kiri? Biasanya, orang dominan otak kiri dianggap lebih kritis, analitis, dan logis. Sedangkan orang dominan otak kanan lebih kreatif, intuitif, dan emosional.

Namun kenyataannya, penelitian menganggap itu adalah sebuah mitos karena yang sebenarnya terjadi adalah otak bekerja sama dan berkomunikasi setiap melakukan tugas. Meskipun benar fungsi otak terjadi di salah satu sisi, seperti misalnya kreatif di kanan dan kritis di kiri, tetapi faktanya manusia tidak punya jaringan otak kiri atau kanan yang lebih kuat, menurut Dr. Jeff Anderson.

Jadi, berpikir kreatif dan kritis bukanlah hal yang terlahir "dari sananya", sehingga kita bisa melatih keduanya. Saat critical thinking seringkali dibahas sebagai soft-skill yang penting, creative thinking juga perlu untuk diasah karena memiliki sejumlah kegunaan yang bermanfaat.

Proses Creative Thinking

Creative thinking adalah sebuah proses mencari dan menemukan solusi alternatif dari setiap permasalahan yang sedang dihadapi. Creative thinking berisi tentang mengeksplorasi kemungkinan, mencari jalan baru, dan melakukan praktik berbeda, terutama saat cara-cara lama sudah tidak lagi bekerja.

Mungkin kita sering bertanya, apakah pemikiran kreatif itu spontan atau bisa diarahkan dengan sengaja? Di dalam otak manusia, pikiran dan ide-ide yang kreatif akan muncul ketika hipokampus dan jaringan default melonggarkan filter di otak kita. Tetapi, yang perlu ditekankan adalah tidak semua pemikiran dan ide tersebut dapat digunakan.

Proses creative thinking  tidak hanya berhenti ketika kita mampu memikirkan ide solusi dalam pemecahan masalah tertentu, tetapi disertai dengan evaluasi ide yang muncul.

Ilmu saraf kognitif memberikan wawasan bahwa jaringan bekerja sama satu sama lain, saat proses evaluasi ide dilakukan, hipokampus dan jaringan default kembali aktif untuk memusatkan perhatian pada tugas tertentu dengan kritis.

Selain Pekerja Kreatif, Ini Manfaat Kemampuan Creative Thinking

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline