Lihat ke Halaman Asli

Kognisi.id

TERVERIFIKASI

Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Berkat Adaptasi, Megawati Pertiwi Jadi Bintang di Liga Voli Korea Selatan

Diperbarui: 9 November 2023   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.kognisi

Oleh: Najwa Khabiza Egaikmal -- Content Writer Intern Growth Center

--- Kamis, 26 Oktober 2023, atlet timnas Indonesia bernama Megawati Pertiwi mencuat ke publik sebab mampu menunjukkan kebolehannya di Liga Voli Korea Selatan. Sebagai atlet Indonesia pertama yang tampil di Liga Voli Korea, ia juga cukup mencolok karena penampilannya yang menggunakan hijab dan bermain sangat baik.

Ia tergabung dan membela nama klub Red Spark dalam liga yang diselenggarakan di Daejeon, Korea Selatan. Megawati---yang sekarang dijuluki Megatron karena kekuatan blocking dan service yang tajam---berhasil meraih predikat MVP (Most Valuable Player) 2 kali dari 3 pertandingan debutnya di Liga Voli Korea Selatan. Penghargaan ini ia raih karena berhasil menyumbangkan total 95 poin untuk Red Spark selama pertandingan.

Menariknya, kita juga dapat melihat track record Megawati yang pernah berkarir di luar negeri mewakili tim voli Thailand pada tahun 2021 dan tim voli Vietnam pada 2022 lalu. Di samping bakat, konsistensi, dan kegigihannya, Megawati tentu memiliki kemampuan interpersonal luar biasa yang membantunya mampu bersaing dan berkarir cemerlang bernama adaptasi. 

Kemampuan Adaptasi Megawati Pertiwi di Lingkungan Baru

Potensi dan bakat Megawati dalam kancah nasional dan internasional berhasil menarik perhatian pelatih klub Korean Ginseng Corporation. Direkrutnya Megawati ke dalam tim Red Spark tentu membuatnya harus berada di lingkungan yang berbeda, baik dalam hal sekitar maupun budaya kerja.

Namun, prestasinya pada Liga Voli Korea Selatan lalu membuktikan bahwa Megawati telah mampu beradaptasi dengan lingkungan dan budaya Korea Selatan, meskipun kerap mengalami kesulitan.

Dalam wawancara yang dilakukan setelah pertandingan, ia mengatakan, "Saya banyak menangis karena latihan yang sulit." Porsi dan intensitas latihan yang ia hadapi di Korea Selatan sangat berbeda dari yang ia rasakan di Indonesia. Meskipun ia tidak mengatakan secara spesifik, namun tangisannya seusai pertandingan melawan Pink Spider menunjukkan rasa lega yang luar biasa.

Obrolan adalah Kunci Adaptasi: Mengenali Manusia

Dalam wawancara setelah pertandingan, Megawati menanggapi tentang proses adaptasinya di Korea Selatan. Ia merasa cepat beradaptasi dengan tim dan lingkungannya karena ia mampu memulai obrolan dengan teman setim. Baginya, obrolan bersama tim membuatnya mudah memahami preferensi satu sama lain sehingga menjadi semakin nyaman dalam bekerja sama.

Sebagai setter, Yeom Hye-seon memainkan peran yang signifikan untuk Megawati. Ia mengaku sering menghabiskan waktu bersama untuk memahami preferensi satu sama lain agar sinergi dan chemistry terbangun. Paula Marantz Cohen, seorang profesor Bahasa Inggris di Universitas Drexel menyatakan bahwa berbicara dengan orang lain dengan berbagi cerita adalah cara manusia mempelajari dan mempertajam sistem kepercayaan.

Prestasi yang ia raih tercipta tidak hanya berkat bakat dan kerja keras namun juga chemistry yang ia bangun dengan rekan tim sebagai buah dari kemampuan adaptasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline