Lihat ke Halaman Asli

Terimakasih, Kami Menolak Lupa Penggusuran Ini!

Diperbarui: 31 Januari 2017   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Senin pagi (11/4) sekitar pukul 07.00 WIB Suara alat-alat berat membongkar bangunan permanen dan semi permanen warnai kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Niat tiga pilar yang terdiri dari Pemerintah Kota, TNI dan Polri untuk membongkar kawasan Pasar Ikan yang sudah ada sejak zaman Belanda tidak surut meski kondisi hari itu sedang hujan. 

Barangkali air mata warga Pasar Ikan kala itu tak lagi berarti. Derai air mata hingga kering tak bersisa sedikit pun tidak membuat hati mereka peduli pada nasib para warga yang kehilangan rumahnya, kehilangan mata pencahariannya.

Sahabatku, aku hanya ingin mengingat kembali tangis mereka dulu. Bahwa ini pernah terjadi, dan sedih rasanya jika itu harus terulang kembali nanti. 

Sejumlah ibuibu histeris saat petugas berusaha membubarkan aksi mereka pada penggusuran di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta, Senin (11/4). Warga yang didominasi perempuan itu ikut menolak penggusuran kawasan tersebut. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Seorang ibu menangis ketika diamankan petugas polwan dalam penggusuran di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta, Senin (11/4). Warga yang didominasi perempuan itu ikut menolak penggusuran kawasan tersebut. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sejumlah ibu menggelar doa bersama saat ekseksusi penggusuran di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta, Senin (11/4). Para warga yang didominasi perempuan itu ikut menolak penggusuran kawasan tersebut. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Petugas membawa seorang perempuan saat penggusuran kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta, Senin (11/4). Para warga yang didominasi perempuan itu ikut menolak penggusuran kawasan tersebut. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Seorang ibu dibawa oleh petugas polwan saat penggusuran kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta, Senin (11/4). Para warga yang didominasi perempuan itu ikut menolak penggusuran kawasan tersebut. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Nah, sahabat. Ini baru salah satu contoh ketidak adilan yang pernah terjadi di ibu Kota Jakarta beberapa bulan yang lalu. Masih banyak lagi ketidakadilan di ibu kota ini. Bagi kita para pemuda yang peduli pada negeri ini, pada nasib saudara kita yang tertindas. Mari gunakan hak suaramu dengan baik, dengan memilih calon pemimpin yang pro rakyat. Yang menjunjung tinggi keadilan. Yang memiliki hati, dan punya niat menyejahterakan rakyatnya. Yang peduli pada nasib warga-warga yang tertindas dan kurang mampu. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline