Lihat ke Halaman Asli

trunkaz

wordsmith Freelancer sustainable tourism

Jejak Perjalanan: Mengungkap Kearifan di Kota yang Terlupakan

Diperbarui: 16 Agustus 2023   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jejak Perjalanan: Mengungkap Kearifan di Kota yang Terlupakan"

Di sebuah sudut kota yang tertutup kabut, terdapat sebuah bangunan tua yang telah terlupakan oleh zaman. Tidak ada yang tahu nama asli bangunan itu, hanya menyebutnya sebagai "Pendapa Abadi." Di dalam pendapa yang kini sudah usang dan retak-retak itu, terdapat sebuah buku tua dengan halaman yang menguning. Buku tersebut memuat kisah-kisah dan ajaran-ajaran dari zaman dahulu yang dipercayai akan membawa kebijaksanaan dan kebenaran kepada siapa pun yang membacanya.

Seorang pemuda bernama Arya, seorang peneliti sejarah yang berdedikasi, mendengar tentang Pendapa Abadi dan memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak. Dengan peta kuno yang ditemuinya, Arya mencari jalan ke lokasi yang jarang dikunjungi itu. Setelah melalui rintangan dan medan yang sulit, ia akhirnya tiba di depan pintu Pendapa Abadi.

Di dalam, Arya menemukan buku tua yang legendaris. Ia mulai membaca kisah-kisah di dalamnya, tentang pemimpin bijak, perjalanan heroik, dan filosofi kehidupan. Setiap halaman yang dibaca Arya membuatnya semakin terikat dengan kebijaksanaan zaman dulu.

Selama berhari-hari, Arya tenggelam dalam kisah-kisah tersebut. Ia mengamati seni bela diri yang telah punah, memahami alegori yang mengajarkan tentang kehidupan, dan menggali makna yang tersembunyi di balik kata-kata kuno. Di dalam Pendapa Abadi, Arya menemukan sejenis pencerahan batin yang jarang ia temukan di dunia modern yang serba cepat.

Suatu hari, saat Arya sedang terpaku membaca, ia mendengar bisikan lembut dari dalam buku. "Kehidupan adalah perjalanan yang penuh makna. Kebijaksanaan ada di sekitarmu, tetapi hanya mereka yang mampu membuka mata dan hati yang dapat menggali harta itu." Arya tersentak kaget, mencari sumber suara itu. Namun, tidak ada apa pun selain buku dan ruangan yang sunyi.

Setelah berbulan-bulan di Pendapa Abadi, Arya akhirnya meninggalkan tempat itu dengan hati yang penuh inspirasi. Ia tahu bahwa makna sejati kehidupan tidak hanya ada dalam buku kuno, tetapi juga di sekitarnya. Ia kembali ke dunia modern dengan tekad baru untuk menghargai kebijaksanaan masa lalu dan menerapkannya dalam kehidupannya.

Dari hari itu, Arya menjadi seorang yang bijaksana dan penuh makna. Ia membantu orang-orang di sekitarnya untuk melihat nilai dalam setiap momen dan menjalani kehidupan dengan penuh pengertian. Jejak perjalanan ke Pendapa Abadi telah mengubahnya menjadi seseorang yang dapat mengungkap kearifan di kota yang terlupakan, dan membawa cahaya dari masa lalu ke dunia yang sibuk dan modern.

Namun, ketika Arya kembali ke Pendapa Abadi untuk berbagi ajaran-ajaran yang telah ia pelajari, ia menemukan bahwa bangunan itu telah hilang tanpa jejak. Pendapa yang dahulu begitu nyata dan kaya akan kebijaksanaan, kini hanya meninggalkan tanda-tanda hilangnya kehadirannya.

Dalam kebingungannya, Arya menemukan selembar kertas kecil yang tertinggal di tanah tempat Pendapa Abadi dulu berdiri. Di atas kertas itu tertulis dengan tulisan tangan yang kuno: "Kebijaksanaan yang sejati adalah yang kita temukan dalam perjalanan kita sendiri. Pendapa Abadi adalah refleksi dari hati dan pikiranmu yang terbuka."

Arya tersenyum pahit, menyadari bahwa Pendapa Abadi mungkin hanyalah manifestasi fisik dari perjalanan batinnya sendiri. Ia mengerti bahwa makna dan kebijaksanaan sejati tidak hanya ditemukan dalam buku-buku kuno atau tempat-tempat khusus, tetapi terletak dalam kemampuan setiap individu untuk memahami diri sendiri dan dunia di sekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline