Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi ini adalah sequel dari buku kuning karya J. S. Khairan lainnya yang berjudul Kami (Bukan) Sarjana Kertas. Dalam novel ini menceritakan kisah kelompok Ogi yaitu Gala, Arko, Randi, Juwisa, dan Sania setelah lulus dari kampus UDEL, termasuk dosen mereka Ibu Lira dan juga Ogi mahasiswa DO yang sekarang telah bekerja di bawah perusahaan Alphabet Inc.
Sania yang telah bekerja di Bank Eek namun masih ingin mengejar mimpinya menjadi seorang penyanyi hingga membuatnya tidak dapat fokus dan akhirnya memilih resign meskipun sebenarnya ia memang digiring untuk resign karena kinerja buruknya di Bank EEK, tak lama kemudian ia bekerja di salah satu perusahaan yang cocok dengannya namun ia malah di tipu.
Gala si anak tajir yang dulunya selalu didampingi oleh bodyguard kini bekerja sebagai guru masih dengan mimpinya mendirikan sekolah dan akhirnya menikah dengan Tiana temannya dari kampus UDIN. Randi si rambut Kim Jong Unch yang kini bekerja sebagai wartawan dan kerja keras supaya naik gaji, promosi, dan segera menikah.
Arko si mahasiswa abadi yang terlalu asik dengan hobi fotografinya, namun karena hobi fotografinya itu akhirnya ia dapat berkeliling Eropa sebagai fotografer meskipun pada akhirnya masih tetap saja kere. Juwisa yang berusaha keras meraih mimpinya mencari beasiswa S-2 ke Eropa hingga suatu hari ia harus mengorbankan mimpinya karena kejadian tak terduga.
Lira yang bimbang untuk melanjutkan mimpinya setelah kampus UDEL tidak ada, hingga Ogi mahasiswa DO yang kini menjelma menjadi salah satu pemuda terbaik bangsa, semua hidup dengan problematika hidup masing-masing, namun tak lupa untuk saling merangkul satu sama lain.
Novel ini menyajikan kisah yang cukup realistis, sesuai dengan apa yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang akan memulai atau sudah bekerja, seperti susahnya dalam mencari pekerjaan, perlakuan tidak mengenakkan di lingkungan kerja, hingga bagaimana kita harus mengambil suatu langkah besar yang juga akan menimbulkan konsekuensi yang besar.
Kelebihan buku ini adalah konfliknya yang beragam mulai dari masalah karir, percintaan, hingga keluarga sehingga membuat pembaca tidak bosan, konflik yang disajikan pun dalam porsi yang pas dan mungkin banyak dialami oleh orang-orang di dunia nyata sehingga pembaca akan mudah merasakan emosi yang ada dalam cerita novel ini.
Seperti pada buku sebelumnya, pada buku ini bahasa yang digunakan juga menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami dan asik khususnya bagi kalangan remaja, tidak terlalu santai tapi juga tidak terlalu baku, sehingga bisa menjadi penghibur bagi para pembaca yang mungkin merasa jenuh dengan pekerjaan dan hal lainnya.
Sampul yang digunakan juga masih menggunakan warna mencolok, jika sebelumnya kuning, kali ini adalah merah yang mana ketika kita memasuki toko buku maka buku ini akan terlihat cukup mencolok.
Judul yang digunakan juga cukup menarik, awalnya mereka yang membaca judulnya akan berpikir bahwa buku ini adalah buku motivasi biasa, namun ketika membaca sinopsis di balik buku maka mereka akan sadar jika buku ini adalah novel, dan akan tertarik setelah membaca sinopsisnya.
Selain hal itu, yang membuat buku ini menarik adalah adanya quotes ketika kita akan berpindah ke episode baru, bahasa yang digunakan dalam quotes tersebut pun tidak kaku hingga lebih mudah sampai kepada pembaca.