Lihat ke Halaman Asli

Kamaludin

Mahasiswa

Peta Sasaran Retorika Dakwah Berdasarkan Respons terhadap Al-Qur'an

Diperbarui: 26 Juni 2024   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Kamaludin (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Secara umum, sasaran retorika dakwah adalah semua manusia, baik yang muslim, kafir, maupun munafik. Pada awal penyebaran Islam, Nabi Muhammad berdakwah berdasarkan perintah Allah yang terdapat dalam al-Qur'an. Untuk memahami target dakwah retorika, kita bisa melihat bagaimana manusia merespons al-Qur'an.

Ayat yang menunjukkan respons manusia terhadap al-Qur'an berbunyi, "Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah." (QS. Fathir/35: 32).

Berdasarkan ayat ini, kelompok pertama merespons turunnya al-Qur'an dengan menganiaya diri sendiri (zalim linafsih). Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ini adalah orang yang mengabaikan beberapa perintah wajib dan malah melakukan beberapa larangan yang diharamkan.

Misalnya, al-Qur'an memerintahkan untuk menyembah Allah, tetapi mereka malah menyembah berhala. Ketika al-Qur'an memerintahkan membayar zakat, mereka malah menghindarinya. Ketika al-Qur'an memerintahkan berbuat baik, mereka malah berbuat yang buruk. Berdasarkan respons mereka terhadap turunnya al-Qur'an, kelompok ini bisa dianggap sebagai orang-orang kafir, yang merupakan target pertama retorika dakwah.

Kelompok kedua merespons secara setengah-setengah atau pertengahan, yaitu ragu-ragu tentang kebenaran al-Qur'an. Dalam Tafsir Jalalain, mereka mengamalkan sebagian ajaran dan meninggalkan sebagian yang lain.

Allah berfirman, "Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'an itu." (QS. al-Baqarah/2: 23).

Karakteristik lain dari kelompok ini, menurut Ibnu Katsir, adalah mereka yang melaksanakan perintah wajib dan menjauhi larangan haram, namun di lain waktu mereka mengabaikan perbuatan sunah dan melakukan perbuatan yang dimakruhkan (dibenci). Ini menggambarkan kondisi psikologis orang-orang munafik (hipokrit), yang menjadi target kedua retorika dakwah.

Kelompok ketiga merespons dengan segera berbuat kebaikan (sabiq bil-khairat), sesuai dengan perintah Allah, "Maka berlomba-lombalah (dalam berbuat) kebaikan." (QS. al-Baqarah/2: 148). Menurut Tafsir Jalalain, ini berarti mereka segera menaati dan menerima ajaran. Ini adalah target ketiga retorika dakwah.

Jadi, tiga target retorika dakwah berdasarkan respons terhadap al-Qur'an adalah mereka yang menganiaya diri sendiri (kafir), mereka yang setengah-setengah (munafik), dan mereka yang bersegera berbuat kebaikan (muslim sejati). Yang terakhir adalah yang terbaik, karena mereka diharapkan mampu melanjutkan dakwah secara konsisten dan kontinu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline