Hasil Sementara Caleg, Tidak Membawa Perubahan.
Pemilihan caleg sudah berjalan kemarin, hasil quickcount, menunjukan bahwa tidak ada partai yang menang mutlak, sehingga koalisi partai akan terjadi kembali seperti 2009 dan 2004. Nampaknya perubahan sulit bisa terjadi jika pola koalisi tetap seperti semula. Memang capres sudah kelihatan akan berpihak kepada Jokowi, menurut hasil survey yang ada akan meninggalkan jauh dari capres lainnya. Jika ini bisa bertahan, maka perubahan hanya bisa terjadi jika :
1.PDIP, harus menunjukan kebesarannya untuk ditunjukan ke public bahwa Jokowi diberi tugas perubahan menuju Indonesia Baru yang bebas dari KKN. Membebaskan Jokowi dari segala beban Partai dan dinyatakan Jokowi focus hanya untuk pemerintahan yang akan dibentuknya dengan semaksimal mungkin. Mendukung sepenuhnya kebijaksanaa yang dibuat untuk kepentingan terciptanya Indonesia Baru yang bersih pro rakyat dengan membangun ekonomi yang kuat dan membawa nama baik Indonesia yang berdaulat penuh dan disegani oleh dunia.
2.Wakil PDIP yang duduk di DPR / MPR, wajib mendukung semua kebijaksanaan yang pro pemerintah dengan tap-tap MPR yang menjadi tugasnya. Tegak dalam konstitusi. Hukum harus berjalan semestinya tanpa intervensi dari siapaun.
3.Jokowi harus berani tegas koalisi tidak membagi-bagi kursi seperti yang dinyatakan oleh dirinya hari ini dan tidak terlepas dari point-point 1 dan 2 dalam berkoalisi dengan partai lain.
4.Pengangkatan menteri, walaupun baik dari partai PDIP maupun dari partai Koalisi, harus lepas dari tugas partai yang mengusungnya. Hak priogratif sepenuhnya ditangan Jokowi tanpa kompromis dengan siapapun, jika kinerjanya tidak mendukung keberhasilan Indonesia Baru.
5.Transparansi dalam segala hal, harus dibuka selebar-lebarnya dari seluruh departemen terkait, karena disini letak kekuatan rakyat yang mampu mem-back up Jokowi memperoleh kedudukan yang kuat dan tidak mudah tergoyahkan, walaupun nantinya ada oknum-oknum yang berniat mengganjal.
Pembelajaran masa lalu adalah bukti nyata untuk tidak terulang, pengulangan kesalahan masa lalu adalah kebodohan terbesar.
Jika pemerintahan dibawah Jokowi bisa terrealisasi, maka suatu keuntungan besar dibandingkan capres lainnya. oleh sebab itu Jokowi harus berani berkampanye untuk meyakini rakyat bahwa dirinya berbeda dengan pemimpin masa lalu. Seyoganya Jokowi sudah melepaskan jabatan DKI-1, karena waktu tersisa tidak banyak, program-programnya harus dikenalkan ke suluruh pelosok Indonesia ( tidak tercapainya harapan perolehan suara caleg, salah satu bukti bahwa PDIP terlambat mengangkat nama Jokowi sebagai capres. Apapun alasannya ). Bagaimanapun Jokowi sudah menjadi orang top Indonesia dengan kekuasaan penuh, hanya demikian Jokowi bisa membuktikan dirinya bukan seperti yang dituduhkan saat ini, misalnya kutu loncat, ingkar janji dll. Khususnya program DKI yang telah ditanamkan harus didukung sepenuhnya supaya Ahok bisa leluasa mensukseskan janji-janji kampanye pilkada lalu. Tidak ada alasan lagi bahwa program DKI banyak terhambat karena Pemerintah Pusat seperti yang dialami oleh dirinya sendiri. Bila tidak, nama Jokowi habislah. Termasuk pembangunan daerah-daerah lain wajib memperoleh otonomi yang memadai dalam membangun daerahnya masing-masing.
Apakah sejarah akan terulang, mari kita lihat kedepan bagaimana pemerintahan koalisi dibentuk. Semoga sejarah tidak terulang kembali dibawah Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H