Lihat ke Halaman Asli

Arya Cintya

Mahasiswa

Siapa yang Mengemukakan Teori Asam Basa?

Diperbarui: 29 Juni 2023   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Asam dan basa banyak dikenal oleh masyarakat. Berbagai kebutuhan mereka akan makanan, minuman, obat-obatan, dan kebersihan semuanya dapat diklasifikasikan menjadi senyawa asam atau basa. Asam ditemukan dalam banyak buah dan sayuran, seperti jeruk, lemon, dan tomat. Salah satu penguat rasa makanan yaitu cuka dapur dengan asam asetat. Aki mobil mengandung asam sulfat. Asam dalam perut manusia, yaitu asam klorida, membantu pencernaan. Basa merupakan larutan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh barang yang mengandung basa adalah sabun mandi, sabun cuci, sampo, pasta gigi, obat-obatan dan pupuk untuk keperluan sehari-hari, biasanya dicampur dengan zat lain agar bersifat basa. Basa adalah zat dengan sifat khusus, seperti lilin. Ketika menyentuh kulit, rasanya pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah. Banyak orang mengenali bau basa amoniak yang kuat dan merangsang, yang banyak digunakan sebagai pembunuh hama dalam bentuk larutan encer dan berbagai cairan pembersih

Teori asam-basa telah diteliti sejak tahun 1884 oleh Svante Arrhenius. Menurut Arrhenius, ketika asam dan basa dilarutkan dalam air, mereka mengalami proses disosiasi ion (ionisasi/disosiasi). Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila ditempatkan dalam air dapat menghasilkan ion hidronium (H+). Senyawa asam adalah senyawa kovalen polar yang biasanya larut dalam air. Beberapa contoh asam adalah seperti HCl, HBr, H2SO4, HNO3, H2S dan CH3COOH. Setelah dilakukan penelitian ternyata H+ (proton) tidak dapat berdiri bebas di dalam air, melainkan berkoordinasi dengan oksigen di dalam air dan membentuk ion hidronium (H3O+). Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang jika ditempatkan di air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-). Contohnya seperti NaOH, KOH, NH3. Oleh karena itu, definisi asam basa Arrhenius dalam versi modern adalah sebagai berikut: "Asam adalah zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) dalam larutan berair, dan basa adalah zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH-)." Teori Arrhenius masih memiliki beberapa kekurangan, seperti berikut ini. Hanya dapat digunakan untuk reaksi yang terjadi di dalam air. Itu tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa yang mengandung hidrogen dengan bilangan oksigen  seperti HCl larut dalam air untuk membentuk larutan asam, sementara yang lain, seperti CH4, larut dalam air tidak. Tidak dapat dijelaskan mengapa senyawa tanpa OH- seperti NH2CO3 memiliki sifat basa.

Teori Brnsted-Lowry adalah teori asam dan basa yang dikembangkan secara terpisah oleh Johannes Nicolaus Brnsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923. Dalam teori ini, asam Brnsted didefinisikan sebagai molekul atau ion yang mampu melepaskan atau "menyumbangkan" kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brnsted didefinisikan sebagai spesies kimia yang mampu menarik atau "mengambil" kation hidrogen (proton). Pada tahun 1923, John N Bronsted dan Thomas M Lowry Pada saat yang sama, meskipun bekerja secara independen, ia mengusulkan konsep asam dan basa berdasarkan transfer proton (H+). Menurut Bronstead dan Lowry, asam adalah spesi yang menyumbangkan proton sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton dalam reaksi transfer proton. Jadi H2O bertindak sebagai basa karena menerima proton dari HCl.

Dalam konteks lain, G.N. Lewis mempresentasikan teori asam-basa yang lebih luas dari dua teori sebelumnya dengan menekankan pasangan elektron dalam konteks struktur dan ikatan. Menurut definisi asam dan basa Lewis, asam adalah akseptor pasangan elektron sedangkan basa adalah donor elektron. Misalnya, reaksi antara BF3 dan NH3 adalah reaksi asam-basa dimana BF3 adalah asam Lewis dan NH3 adalah basa Lewis. NH3 menyumbangkan sepasang elektron ke BF3, sehingga membentuk ikatan kovalen koordinat antara keduanya. Keuntungan dari definisi asam-basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi asam-basa lain dalam fase padat, dalam gas, dan dalam media pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline