Atom merupakan unit terkecil dari sebuah materi yang memiliki sifat serta karakteristik unsur unsur kimia. Dengan berdasarkan oleh teori atom Dalton, definisi dari atom adalah sebuah satuan dasar suatu unsut dimana satuan ini dapat masuk pada kombinasi kimia. Pada teori atom Dalton ini, ia membayangkan bahwa sebuah atom memiliki ukuran yang sangat kecil serta tidak bisa dibagi lagi.
Namun setelah seiring waktu berjalan dan setelah adanya serangkaian penyelidikan serta eksperimen mengenai atom, para ilmuwan menyatakan bahwa atom sebenarnya mempunyai struktur internal dimana atom dapat terdiri dari partikel yang memiliki ukuran yang lebih kecil lagi, yang diberi nama partikel subatom. Dengan penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan, ditemukan bahwa tiga partkel tersebut merupakan elektron, proton serta neutron.
Struktur atom pada suatu unsur ini mengarah pada konstitusi nukleusnya serta susuan dari elektron yang berada di sekitarnya. Proton dan neutron ini akan membentuk inti atom yang dimana inti atom ini akan dikelilingi oleh elektron yang dimiliki atom.
Nomor atom pada suatu unsur ini biasanya akan digunakan dalam menggambarkan dan member tahu mengenai jumlah total proton pada nukleus. Atom netral biasanya memiliki julam proton serta elektron yang sama. Akan tetapi, atom mampu mendapatkan maupun kehilangan elektron yang berpengaruh dalam meningkatkan stabilitasnya. Atom yang berasal dari unsur unsur yang berbeda akan memiliki struktur atom yang berbeda beda, hal ini disebabkan karena atom memiliki jumlah proton serta elektron yang tidak sama. Struktur berbeda yang dimiliki atom inilah yang menjadi alasan pada karakteristik yang unik pada setiap elemen yang berbeda.
Pada akhir abad ke-19, para ilmuwan sudah mengetahui bahwa elektron mempunyai muatan listrik yang bermuatan negative. Seorang ilmuwan berasal dari Inggris yang bernama J. J. Thomson, melakukan sebuah eksperimen dengan memakai tabung sinar katoda serta dengan pengetahuannya mengenai teori elektromagnetik, ia dapat menentukan rasio dari muatan listik dengan massa elektron individu.
Hasil yang ia dapatkan setelah melakukan ekperimen dengan katoda tersebut adalah -1, 76 x 108 C/g yang mana C yang digunakan merupakan singkatan dari coulomb, sebuah satuan yang menyatakan muatan listrik.
Setelah J. J. Thomson, pada tahun 1909 hingga 1910 seorang ilmuwan yang bernama R. A. Milikan melakukan eksperimen dengan menggunakan tetesan minyak dimmana ia menangguhkan tetesan dari minyak ke dalam ruangan yang telah dipenuhi kabut minyak. Laju dari jatuhnya tetesan minyak ini diukkur oleh Milikan untuk dapat menentukan beratnya.
Dengan serangkaian percobaan yang dilakukannya, R. A. Milikan berhasil dalam mengukur muatan dari sebuah elektron dengan sangat akurat dan presisi. Eksperimen dengan memanfaatkan pengetahuannya mengenai elektrostatika ini berhasil untuk membuktikan bahwa muatan pada setiap atom itu sama persis.
Milikan mendapatkan dan menyatakan bahwa muatan yang dimiliki elektron adalah -1, 6022 x 10-19 C. Dengan data inilah, ia dapat menghitung massa dari sebuah elektron. Massa elektron ini dihitung dengan cara Muatan dibagi dengan muatan/massa sehingga didapatkan hasil 9,10 x 10-28g.
Dua bagian atom menjadi lebih jelas pada awal tahun 1900, dimana para ilmuwan menyatakan bahwa atom mengandung elektron dan netral. Agar dapat mempertahankan serta menjaga kenetralan dari listrik maka penting bagi sebuah atom untuk memiliki jumlah muatan yang bermuatan positif serta bermuatan negative yang sama.
Karena hal tersebut maka J. J Thomson mengusulkan sebuah teori dimana teori tersebut berisi bahwa atom dapat dianggap sebagai sebuah bola materi yang sama dengan muatan positif di dalam atom.