Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Mukhlisin

Menulis untuk berbagi tips, pengalaman dan cerita kehidupan

Hari Pendidikan Internasional 2025: AI dan Pendidikan Kemanusiaan

Diperbarui: 24 Januari 2025   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pembelajaran di kelas menggunakan artificial intelligent atau AI  (Sumber: Superai.id))

Oleh: Muhammad Mukhlisin (Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru) 

Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang fundamental dan memainkan peran sentral dalam membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkeadilan. Dalam peringatan Hari Pendidikan Internasional 2025, tema “Pendidikan dan Kecerdasan Buatan (AI)” menghadirkan diskursus kritis mengenai potensi transformatif teknologi terhadap sistem pendidikan global, termasuk Indonesia. Meskipun kecerdasan buatan menawarkan spektrum peluang yang luas, namun pendidikan yang memperkuat nilai kemanusiaan adalah prioritas utama yang tak bisa tergantikan.

Tantangan Pendidikan di Indonesia

Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dengan keberagaman budaya, bahasa, dan kondisi geografis, belum mampu memastikan pendidikan yang merata, adil dan inklusif. Di sinilah AI berpotensi menjadi katalisator perubahan. Teknologi berbasis AI dapat mempermudah akses terhadap sumber belajar berkualitas, terutama bagi komunitas di wilayah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau oleh sistem pendidikan konvensional. Platform digital yang memanfaatkan AI mampu menyediakan konten interaktif, modul pembelajaran yang adaptif, hingga tutor virtual, memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan terpersonalisasi.

Teknologi AI juga mampu memberikan dampak signifikan pada peningkatan kapasitas pendidik. Guru dapat menggunakan teknologi ini untuk mengakses pelatihan profesional secara daring, memperoleh sumber daya pengajaran terkini, dan memanfaatkan analitik data untuk memahami kebutuhan spesifik siswa secara lebih mendalam. Selain itu, AI dapat membantu optimalisasi manajemen kelas, mulai dari merancang kurikulum hingga memonitor perkembangan siswa secara real-time. Dengan demikian, AI dapat memperkuat peran guru sebagai fasilitator dan mediator yang mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai humanistik dalam pembelajaran.

AI dan Tantangan Pendidikan Saat Ini

Namun, pemanfaatan AI dalam pendidikan di Indonesia juga menghadapi tantangan yang kompleks. Salah satu kendala utama adalah kesenjangan digital yang masih signifikan. Banyak daerah di Indonesia belum memiliki akses terhadap infrastruktur teknologi dasar, seperti konektivitas internet yang memadai. Tanpa infrastruktur ini, potensi AI sulit untuk diwujudkan secara menyeluruh. Selain itu, literasi digital di kalangan pendidik dan siswa masih relatif rendah, sehingga diperlukan investasi besar dalam pelatihan dan pengembangan kompetensi digital. Pelatihan ini tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga penanaman kesadaran etis dalam penggunaan teknologi.

Aspek etika dan keamanan data juga menjadi isu yang sangat penting. Implementasi AI dalam pendidikan harus didasari oleh kerangka kerja etis yang jelas untuk melindungi data pribadi siswa, guru, dan institusi pendidikan. Pemanfaatan data harus dilakukan secara transparan dan tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan komersial atau tujuan yang melanggar hak asasi manusia. Selain itu, regulasi yang kuat dan pengawasan yang konsisten diperlukan untuk memastikan bahwa pengembangan teknologi AI tetap sejalan dengan tujuan pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada kemanusiaan.

Esensi Pendidikan: Mengembangkan Nilai Kemanusiaan

Dalam semua upaya untuk mengintegrasikan AI, esensi pendidikan tidak boleh diabaikan: membangun manusia yang berkarakter. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kognitif, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai seperti empati, solidaritas, dan toleransi. Teknologi harus menjadi alat untuk memperkuat hubungan antarmanusia, bukan menggantikannya. Guru tetap memainkan peran yang tak tergantikan sebagai pendidik, pembimbing, dan penginspirasi. Dalam era digital, peran mereka sebagai penjaga nilai-nilai luhur semakin penting untuk memastikan bahwa inovasi teknologi tidak mengorbankan aspek-aspek fundamental dari pendidikan.

Hari Pendidikan Internasional 2025 memberikan momentum untuk merenungkan dan merumuskan ulang arah pendidikan Indonesia di tengah dinamika transformasi digital. AI menawarkan peluang besar, tetapi hanya jika digunakan dengan bijaksana dan didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan yang berpusat pada manusia adalah kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkeadaban. Kolaborasi antara teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan harus menjadi fondasi bagi ekosistem pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan secara intelektual, tetapi juga membangun integritas moral. Dengan pendekatan ini, pendidikan di Indonesia dapat menjadi pilar utama dalam mewujudkan bangsa yang lebih maju, bermartabat, dan berkeadilan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline