Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Mukhlisin

Menulis untuk berbagi tips, pengalaman dan cerita kehidupan

Manfaat Guru mengembangkan Berpikir Kritis dan Analitis

Diperbarui: 31 Agustus 2023   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Guru Kebinekaan Lanjutan (SGKL) pertemuan kedua, bertopik Latih Logika: Berpikir Kritis dan Analitis. Sumber gambar: Dok. Yayasan Cahaya Guru 

Jakarta, 26 Agustus 2023 - Sekolah Guru Kebinekaan Lanjutan pertemuan kedua, hari ini berlangsung seru, membahas topik Latih Logika: Berpikir Kritis dan Analitis. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam kepada para guru tentang pentingnya berpikir kritis dan analitis dalam menghadapi keragaman di lingkungan pendidikan.

Narasumber pelatihan ini adalah Doni Koesoema, seorang ahli dalam bidang karakter. Doni menguraikan manfaat berpikir kritis secara mendalam, antara lain:

  • Memahami argument dan kepercayaan orang lain
  • Mengevaluasi argumen orang lain
  • Mengembangkan dan mempertahankan argumentasi kokoh
  • Sukses dalam pekerjaan dan kehidupan
  • Pengambilan keputusan yang bijak
  • Kontribusi pada kehidupan demokrasi
  • Nilai intrinsik untuk peningkatan kualitas manusia

Beberapa guru dari berbagai daerah berbagi pemikiran mereka selama pertemuan ini. Awal Hidayat, guru dari Jakarta, menekankan bahwa hambatan berpikir kritis karena faktor budaya yang sangat mempengaruhi seseorang. Ia juga menyoroti bagaimana seseorang sering kali enggan berpendapat karena takut dikeluarkan dari kelompok jika berpendapat berbeda.

Lina Tunaswati, Guru dari Bandung, mengungkapkan bahwa rutinitas sehari-hari sering menghambat kreativitas dan berpikir kritis. Ia juga berbicara tentang kecenderungan kita untuk terlalu memikirkan asumsi dan persepsi orang lain yang belum tentu benar, yang menghambat kita untuk berpendapat dengan tegas.

Doni menekankan bahwa keterampilan berpikir kritis seperti otot yang perlu terus dilatih. Dia mengajak para peserta untuk secara aktif berlatih berpikir kritis dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Muhammad Mukhlisin, Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru menyatakan bahwa Sekolah Guru Kebinekaan Lanjutan ini salah satu tujuannya diharapkan memberikan wawasan baru bagi para guru tentang pentingnya berpikir kritis dan analitis. Dengan pemahaman ini, diharapkan para guru akan mampu lebih efektif membimbing siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menghadapi beragam situasi dengan pemikiran yang lebih mendalam dan terinformasi.

Sekitar 30 guru dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kegiatan ini secara daring. Sekolah Guru Kebinekaan Lanjutan merupakan salah satu program rutin Yayasan Cahaya Guru untuk menemani para guru menjadi rujukan keragaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline