Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Perkembangan Teknologi Bagi Tenaga Kerja

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By : Elycee Zamar

HRD Klinik Akuntansi

Tekhnologi berkembang dengan cepat, dengan berbagai varian manfaat yang ditawarkan. Dalam dunia kerja teknologi juga memegang peranan penting, tidak hanya bagi pengusaha namun juga bagi para tenaga kerja. Peran teknologi tersebut membuat pekerjaan menjadi lebih cepat, lebih tepat, lebih praktis dan efisien.

Bahaya Tekhnologi Bagi Tenaga Kerja

Selain manfaat yang ditawarkan tekhnologi diatas, tekhnologi juga memiliki bahaya yang tidak bisa diabaikan. Khususnya bagi tenaga kerja itu sendiri. Dikatakan demikian karena kemajuan tekhnologi juga berdampak pada peralihan sistem yang digunakan, dari sistem manual ke sistem terkomputerisasi ataupun mesin.

Misalnya pada bagian kerja akuntansi disebuah perusahaan. Jika pada tahap awal ada 5 tenaga accounting yang melakukan pencatatan keuangan secara manual (tulis tangan) dengan pelaporan sekali setahun, maka kemajuan tekhnologi membuat perusahaan beralih pada cara baru seperti pencatatan keuangan melalui Microsoft Office Excel. Peralihan dilakukan karena sistem pencatatan menggunakan Excel lebih cepat karena ada rumus-rumus yang memudahkan pekerjaan. Sehingga laporan bisa dihasilkan lebih cepat, sekali enam bulan misalnya. Dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit, akibatnya akan terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja dari 5 orang menjadi 3 orang.

Seiring perjalanan waktu, tekhnologi juga terus berkembang. Perkembangan termutakhir, telah ada sistem informasi akuntansi terintegrasi semisal Zahir Accounting yang sangat efektif, mudah dan efisien. Dengan penerapan sistem informasi akuntansi ini, maka pekerjaan accounting menjadi lebih mudah dan cepat. Pelaporan sebelumnya yang didapat sekali enam bulan sekarang bisa didapatkan setiap saat karena laporan berubah per transaksi. Jumlah accounting yang dibutuhkan juga menjadi lebih sedikit, dari 3 orang menjadi 1 orang. Apalagi laporan tersebut bisa diakses owner dari mana saja dan kapan saja.

Sebagaimana disampaikan diatas, dimana perkembangan tekhnologi bisa membuat pekerjaan 5 orang diselesaikan oleh 3 orang dan pada akhirnya pekerjaan 5 orang tersebut bisa diselesaikan oleh 1 orang tentunya juga menyiratkan dampak ataupun bahaya yang jelas terhadap tenaga kerja. Dampak tersebut berupa adanya penguranganjumlah karyawan karena akan bisa menekan budget perusahaan.

Lalu pertanyaannya siapa karyawan yang akan di PHK?

Biasanya HRD akan melihat Key Performance Indikator (KPI) dan penilaian prestasi kerja, maka bagi karyawan yang performance kerja di bawah standar maka bersiaplah terkena dampak dari perkembangan teknologi.

Pekerja yang akan bertahan adalah pekerja yang peka terhadap kemajuan teknologi dan memenuhi Key Performance Indikator (KPI) perusahaan.

Yangmampu menyaingi teknologi adalah “otak manusia “. Hal itu disebabkan fungsi otak yang lebih tinggi dari tekhnologi. Terbukti bahwa tekhnologi selalu dibuat oleh otak manusia. Apalagi manusia juga makhluk yang paling sempurna yang memiliki akal dan perasaan.

Update pengetahuanmu, peka terhadap perkembangan teknologi, hindari bahaya teknologi dengan melek tekhnologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline