Lihat ke Halaman Asli

Lemak Perut Meningkatkan Resiko Migraines

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lemak diperut itu sudah lama dihubungkan dengan meningkatnya resiko penyakit jantung dan diabetes.

Tapi kini, para peneliti kini juga menghubungkan lemak perut dengan meningkatnya resiko untuk migraine, setidaknya saat seseorang mulai menginjak usia pertengahan.

Lingkar pinggang telah dianggap sebagai prediktor yang lebih baik untuk aktivitas migraine dibanding obesitas umum, baik pada pria maupun wanita yang mulai menginjak usia 55 tahun ke atas.

Penelitian awal telah menghubungkan obesitas dengan meningkatnya frekuensi migraine pada orang-orang yang sudah memilikinya. Namun penelitian terbaru adalah salah satu yang mensugestikan bahwa obesitas meningkatkan resiko umum untuk migraine.

Dan penelitian ini adalah yang pertama kali mengamati apakah lemak perut itu berperan khusus dalam migraine dan frekuensi sakit kepala.

Penemuan ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan dari American Academy of Neurology (AAN) di Seattle.

Lemak Perut dan Migraines

Para peneliti dari Philadelphia's Drexel University College of Medicine mengamati data yang dikumpulkan dari 22.000 relawan yang mengikuti National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES).

Survey ini menyertakan ukuran dari abdominal obesity yang diukur dari garis lingkar pinggang, dan obesitas secara keseleruhan, seperti yang ditentukan oleh body mass index (BMI). Data ini juga menyertakan self-reported perkiraan migraine dan frekuensi sakit kepala.

Wanita punya kemungkinan tiga kali lebih besar untuk menderita migraine dibanding pria. Peneliti B. Lee Peterlin, DO, mengatakan bahwa penemuannya ini mungkin membantu para peneliti untuk memahami perbedaan gender ini.

"Ini mungkin menjadi salah satu potongan dari teka-teki," katanya. "Ini tidak mensugestikan bahwa jika lemak extra diperut berkurang maka migraine anda akan sembuh. Tapi ini mungkin bisa jadi petunjuk untuk membantu menjelaskan sexual dimorphism dalam migraine."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline