Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Aku Begitu Letih? 7 Penyebab Rasa Lesu

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah tidur dalam jumlah yang cukup tapi masih merasa lesu? Sebelum anda menyalahkan gaya hidup multi-tasking, super-woman, pelajari tentang apa yang mungkin jadi penyebab rasa lesu. Saat ini, kita hidup dalam era krisis energi global yang tidak ada hubungannya dengan minyak. Masalahnya adalah rasa lesu yang seringkali tidak diketahui penyebabnya. "Aku merasa begitu letih; aku tidak sanggup lagi melakukan apa yang biasa aku lakukan." "Aku ingin sekali pergi, tapi sumpah mampus, aku tidak punya tenaga." "Sex? Maksud lo sekarang?" Jika anda seperti wanita pada umumnya, kalimat-kalimat diatas mungkin sudah menjadi seperti sebuah mantra, yang semakin lama menggema semakin keras. "Rasa lesu, adalah keluhan terbesar yang selalu saya dengar tiap hari dari pasien," kata Nieca Goldberg, MD, Director of the NYU Medical Center Women's Heart Program dan associate professor di NYU School of Medicine. Tentu, bagi sebagian kita, masalah ini biasanya disebabkan beban pekerjaan yang terlalu berlebihan dan kurang tidur, atau kualitas tidur yang kurang. "Jika anda terus menerus tidur selama 5 - 6 jam per malam, itu akan membuat anda lesu, tidak peduli berapapun usia anda," kata Rebecca Amaru, MD, clinical instructor dari obstetrics and gynecology di Mount Sinai Medical Center, New York City. Namun jika anda sudah tidur 7 sampai 8 jam per malam tapi masih merasa lesu, Goldberg mengatakan bahwa sudah waktunya untuk mencari tahu apa penyebabnya. "Jika rasa lesu terus berlangsung selama lebih dari satu minggu dan penyebabnya belum juga diketahui, temui dokter anda," kata Goldberg. Meski terkadang rasa lesu itu mungkin adalah sebuah tanda dari penyakit serius, namun para ahli umumnya mengatakan bahwa rasa lesu itu biasanya disebabkan oleh masalah ringan, dan relatif mudah untuk diatasi. Untuk membantu anda mengetahui kenapa anda masih terus saja menguap, berikut ini 7 penyebab tersembunyi dari rasa lesu: 1. Anemia "Jika anda berada dalam usia subur, dan terutama jika anda mengalami cycle mensruasi yang berat, punya fibroid tumors atau uterine polyps, atau jika anda baru melahirkan, berarti kehilangan darah mungkin telah menyebabkan anda mengalami anemia, yang jadi penyebab dari rasa lesu," kata Amaru. Masalah muncul, katanya, saat pendarahan mengarah pada kekurangan hemoglobin, protein yang kaya akan zat besi yang terdapat di dalam cell-cell darah merah, yang membawa oxygen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh. Saat jaringan dan organ-organ anda tidak mendapat oxygen dalam jumlah yang cukup, katanya, hasilnya adalah rasa lesu. Penyebab lain dari anemia yaitu pendarahan internal, atau kekurangan zat besi, folic acid, atau vitamin B12. Anemia mungkin juga disebabkan oleh penyakit kronis, misalnya penyakit ginjal. Gejala-gejalanya antara lain pusing-pusing, merasa demam, dan mudah marah. Untuk mengetahui apakah anda mengalami anemia, dokter akan memeriksa darah anda. Perawatannya, katanya, bisanya terdiri dari supplement zat besi jika kekurangan zat besi adalah penyebabnya, dan menambahkan makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya bayam, broccoli, atau daging merah ke dalam diet anda. Kabar baiknya: Dengan perawatan efektif, rasa lesu anda seharusnya mulai berkurang dalam 30 hari atau kurang. 2: Thyroid yang kurang aktif (hypothyroidism) Jika anda secara umum anda merasa lesu, lemah, atau bahkan sedikit depresi, Goldberg mengatakan bahwa masalahnya mungkin adalah melemahnya thyroid, atau dikenal juga sebagai hypothyroidism. Apa itu thyroid dan apa fungsinya? Thyroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang menempel pada bagian bawah leher anda, dan mengontrol metabolisme anda, yaitu tingkat kecepatan operasional dari tubuh anda. "Saya percaya bahwa gangguan thyroid yang tidak terdiagnosa adalah salah satu gangguan kesehatan pada wanita yang umum terjadi di negeri ini. Menurut saya itu bahkan telah menyebar lebih luas dari yang kita sadari," kata Goldberg. Menurut American Thyroid Foundation, di usia 60, diperkirakan 17% dari semua wanita akan mengalami gangguan thyroid, dan mereka umumnya tidak menyadari hal itu. Penyebab yang paling umum, kata mereka, adalah gangguan autoimmune yang dikenal sebagai Hashimoto's thyroiditis. Kondisi ini menyebabkan tubuh menghancurkan cell-cell yang bertanggung jawab untuk memproduksi thyroxin dan hormon-hormon secreted lain oleh kelenjar thyroid. Hasilnya adalah hypothyroidism, atau menurunnya metabolisme. Test darah yang dikenal sebagai T3 dan T4 akan mendeteksi hormon-hormon thyroid. Jika hormon-hormon ini rendah, kata Goldberg, maka hormon-hormon synthetic bisa ditambahkan untuk meningkatkan kecepatan anda, dan anda seharusnya mulai merasa lebih baik. 3: Urinary Tract Infection (UTI) Meski wanita yang mengalami urinary tract infection umumnya mengalami gejala-gejala misalnya rasa panas atau urgency, Goldberg mengatakan dalam beberapa contoh, rasa lesu itu mungkin adalah satu-satunya petunjuk anda. "Tidak semua wanita punya gelaja yang jelas dari UTI. Sebagian tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala ringan yang tidak disadari, hanya rasa lesu," katanya. Dalam banyak contoh, UTI yang disebabkan oleh bakteri di dalam saluran urine, seringkali adalah hasil dari proses buang air yang kurang hygiene (misalnya membersihkan dari belakang ke depan). Hubungan sexual meningkatkan resiko karena mendorong bakteri dari vagina untuk masuk ke urethra. Jika dokter anda curiga bahwa anda mengalami UTI, maka urine anda akan diperiksa. Perawatannya cepat dan mudah, dan biasanya melibatkan pengotabatan antibiotik oral. Goldberg mengatakan bahwa rasa lesu akan berkurang dalam satu minggu atau kurang. Jika gelajanya berulang, mintalah untuk ditest lagi, katanya, karena pada sebagian wanita, UTI itu kronis. Jika ini yang anda alami, konsultasikan dengan dokter tentang pencegahannya, termasuk antiobiotik dosis rendah. 4. Kafe'in yang berlebihan Banyak orang yang memilih kopi atau soda untuk meningkatkan energinya. Tapi pada wanita, kafe'in bisa memberikan efek yang berlawanan. Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di journal US Pharmacist, penulis W. Stephen Pray, PhD, RPh, melaporkan bahwa kafe'in itu stimulant, tapi jika terlalu banyak, bisa memberikan efek sebaliknya. "Pada sebagian pasien, konsumsi kafe'in yang berlebihan menyebabkan rasa lesu," menurut Pray. Dan jika anda menurut anda itu berarti bahwa anda membutuhkan kafe'in lebih banyak agar kembali berenergi, berarti anda salah. "Setiap percobaan untuk mengatasi masalah dengan meningkatkan asupan kafe'in menyebabkan rasa lesu memburuk," katanya. Solusinya: Eliminasi kafe'in sebanyak mungkin dari diet anda. Ini berati bukan cuma kopi yang harus dieliminasi. Tapi juga coklat, teh, soda, bahkan obat-obatan yang mengandung kafe'in dan bisa menjadi penyebab dari rasa lesu. 5. Food intolerances Meski makanan itu seharusnya memberikan kita energi, namun sebagian dokter percaya bahwa food intolerances yang tersembunyi bisa menyebabkan sebaliknya. Menurut Rudy Rivera, MD, penulis dari Your Hidden Food Allergies Are Making You Fat, food intolerance ringan sekalipun bisa menyebabkan anda merasa ngantuk. Dan jika dimakan untuk waktu yang cukup lama, bisa membuat anda terus menerus merasa letih. "Bukti-bukti mengindikasikan bahwa food intolerance adalah salah satu penyebab dari rasa lesu, dan bahkan mensugestikan bahwa rasa lesu itu mungkin adalah tanda awal dari food intolerance," katanya. Jika anda curiga bahwa makananlah yang jadi penyebabnya, Rivera menganjurkan anda untuk menjalani diet elimnasi, untuk menyingkirkan makanan-makanan yang menyebabkan anda merasa ngantuk dalam 10 sampai 30 menit setelah memakannya. 6. Sleep apnea Jika anda kurang tidur, itu adalah penyebab dari rasa lesu. Tapi bagaimana jika anda tidak tahu apa yang menyebabkan anda kurang tidur? Kasus ini seringkali berhubungan dengan kondisi yang disebut sleep apnea, yaitu gangguan tidur yang disebabkan karena napas anda seringkali terhenti sejenak, saat tidur. Setiap kali napas anda terhenti, anda terbangun cukup lama untuk mengganggu cycle tidur anda, biasanya tanpa anda sadari. Satu-satunya petunjuk anda, kata Golberg, adalah bahwa anda terus-terusan merasa lesu, tidak peduli berapa lamapun anda tidur setiap malam. Menurut Goldberg, sleep apnea, yang disebabkan oleh gangguan saluran pernapasan, seringkali terjadi pada wanita yang overweight atau obese. Mendengkur seringkali menjadi tanda dari sleep apnea. Jika anda mengalami sleep apnea, maka dokter akan merekomendasikan anda untuk melakukan perubahan gaya hidup, termasuk menurunkan berat badan dan berhenti merokok. 7. Penyakit jantung Jika anda menjadi sangat letih setelah melakukan aktivitas yang biasanya ringan untuk dilakukan, mungkin sudah waktunya untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan penyakit jantung. Menurut Goldberg, saat merasa sangat letih setelah melakukan tugas-tugas rutin, misalnya membersihkan rumah, halaman, atau pulang-pergi dari dan ke tempat kerja, jantung anda mungkin mengirimkan sinyal SOS yang memerlukan perhatian medis. "Tapi ini tidak berati bahwa anda harus merasa panik setiap kali menguap," kata Goldberg. "Seringkali, rasa lesu bukanlah tanda awal dari penyakit jantung, dan biasanya berhubungan dengan sesuatu yang tidak terlalu serius." Di saat yang sama, Goldberg mengingatkan bahwa penyakit jantung itu adalah penyebab utama dari kematian pada wanita. "Jika rasa lesu saat menjalani aktivitas itu significant, dan tidak ada kemungkinan lain yang muncul dikepala, temui dokter anda untuk melakukan pemeriksaan," sarannya. Jika rasa lesu anda berhubungan dengan jantung anda, prosedur pengobatan atau perawatan biasanya bisa membantu mengatasi masalah, mengurangi rasa lesu, dan mengembalikan energi anda. Sumber: WebMD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline