Winduaji, Paninggaran (03/02) - Desa Winduaji, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan dapat diklasifikasikan sebagai salah satu Desa agraris yang berisikan masyarakat yang bekerja dengan pencaharian utama sebagai petani atau pemilik dan pengelola kebun. Terutama sejak dulu, Negara Indonesia khususnya terkenal akan Negara agraris atau pertanian dengan lahan yang sangat luas, tidak terkecuali pada Desa Winduaji.
Sumber pendapatan utama desa ini juga pasti dengan menjual hasil ladang dan juga sawah yang dikonsumsi banyak orang. Oleh karena itu, diperlukan hal - hal penunjang kesuburan untuk membantu memperlancar proses penanaman tanaman hingga panen yang diharapkan mendapat hasil maksimal.
Pupuk adalah kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara kedalam tanah dan tanaman. Pupuk merupakan meterial yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mecukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik (Dwicaksono,2013). Sehingga membuat pupuk populer digunakan dalam industry pertanian, terutama jenis pupuk kimia.
Pupuk kimia banyak dipakai secara luas di Desa Winduaji dengan alasan lebih efisien jika dibandingkan dengan pupuk dari zatorganik. Hal ini dikarenakan pupuk kimia mudah digunakan, murah, memiliki kandungan mineral di dalamnya jelas, dan juga terdapat banyak pilihan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam tanah. Dilansir dari Hunker, asam klorida dan asam sulfat dalam tanah melarutkan remah-remah tanah yang kaya akan mineral.
Perusakan mineral tanah oleh asam tersebut membuat tanah kehilangan porositas. Hal ini berarti tanah akan menjadi sangat padat sehingga air akan sulit masuk, begitu juga dengan sirkulasi udara yang berkurang. Pengerasan tanah memicu pada ketidaksuburan tanah secara keseluruhan. Dalam perjalanan menjadi kering, pengancurhan mineral memicu penipisan mineral serta unsur hara dalam tanah.
Hal tersebut membuat tumbuhan akan ketergantungan terhadap pupuk, yang semakin lama akan semakin merusak tanah tempat tumbuhan tersebut hidup. Selain itu, Bahan kimia sintetis dalam pupuk kimia mengubah pH tanah dan membuatnya menjadi asam.
Peningkatan keasaman ini dapat membunuh mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah. Misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pembentuk antibiotik, dan juga berbagai macam jamur. Padahal, mikrobioma yang ada didalam tanahlah yang membuat tanah dapat subur dan gembur terus menerus dalam jangka panjang karena aktivitas yang mereka lakukan. Menghilangkan mikrobioma sama saja dengan menghancurkan sumber kesuburan tanah. Apalagi bila menggunakan pestisida kimia sebagai pengendali hama yang memiliki penyusun dari bahan yang beracun.