Eceng Gondok Disulap Jadi Pupuk Organik: Solusi Inovatif Atasi Limbah dan Tingkatkan Ekonomi Warga Desa Cipinang
Purwakarta, 20 Januari 2025 - Senin, 20 Januari 2025, menjadi hari yang penuh semangat dan harapan baru bagi warga Desa Cipinang, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta. Di lahan bekas galian C yang terletak di wilayah RT 04 RW 02, puluhan warga berkumpul untuk mengikuti penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik berbahan dasar eceng gondok. Program ini digagas sebagai solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan melimpahnya eceng gondok yang selama ini menjadi gulma dan memenuhi perairan di desa tersebut, khususnya di area bekas galian C.
Kehadiran eceng gondok yang berlebihan di perairan Desa Cipinang memang telah lama menjadi keresahan warga. Tumbuhan air yang berkembang biak dengan sangat cepat ini tidak hanya mengganggu ekosistem perairan, tetapi juga menghambat aktivitas warga, terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan air di area bekas galian C. Oleh karena itu, program ini disambut dengan antusiasme yang tinggi oleh masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hari ini dimulai dengan penyuluhan tentang manfaat pupuk organik dan dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Narasumber yang dihadirkan, Bapak Rusman, S.P. seorang ahli pertanian dari Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, menjelaskan secara gamblang pentingnya beralih ke pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan.
"Pupuk organik dari eceng gondok ini memiliki banyak keunggulan, antara lain ramah lingkungan, mudah dibuat, biaya murah dan dapat meningkatkan kualitas hasil panen, serta dapat memperbaiki struktur tanah" jelas Pak Rusman.
Setelah sesi penyuluhan, acara dilanjutkan dengan pelatihan praktik pembuatan pupuk organik. Warga dibagi menjadi beberapa kelompok dan dipandu oleh Mahasiswa KKN UNSIKA dari Fakultas Pertanian yang berpengalaman. Mereka diajarkan teknik pengomposan eceng gondok, mulai dari pencampuran dengan bahan-bahan organik lainnya seperti kotoran ternak dan dedak, hingga proses fermentasi. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap tahapan dan aktif bertanya kepada para fasilitator.
"Neng bapak bade nyandak ka bumi kanggo di kebon bapak wios teu?" ujar salah seorang peserta pelatihan.
Kepala Desa Cipinang, Bapak Wawan Juanda, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya program ini. "Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan ini. Program ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan Desa Cipinang sebagai desa yang mandiri dan berwawasan lingkungan. Kami berharap, melalui program ini, masyarakat tidak hanya terbebas dari masalah eceng gondok, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pemanfaatan pupuk organik untuk pertanian," ungkap Pak Wawan Juanda.
Program ini diharapkan menjadi langkah awal yang berkelanjutan dalam pengelolaan eceng gondok di Desa Cipinang. Pemerintah desa berencana untuk memfasilitasi stakeholder terkait Seperti BUMDes dan Kelompok Tani memproduksi dan memanfaatkan pupuk organik dari eceng gondok. Selain itu, akan dilakukan pendampingan dan monitoring secara berkala untuk memastikan keberhasilan program ini. Dengan demikian, diharapkan Desa Cipinang dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola limbah eceng gondok dan menjadikannya sebagai sumber daya yang bernilai ekonomi dan ekologis. Upaya ini juga merupakan wujud nyata dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa Cipinang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H