Cranggang, 20 Juli 2024 - Mahasiswa KKN (Kuliah, Kerja, Nyata) UNNES (Universitas Negeri Semarang) yang tergabung dalam GIAT 9 memberikan edukasi kebencanaan melalui sosialisasi mitigasi tanah longsor kepada masyarakat di Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus dengan menghadirkan FRPB (Forum Relawan Penganggulangan Bencana) BPBD Kabupaten Kudus. Edukasi melalui sosialisasi menghadirkan limnas, relawan, dan karangtaruna sebagai bentuk upaya mitigasi kebencanaan melalui kegiatan sosialisasi.
Salah satu mahasiswa KKN GIAT 9 UNNES, Arifah Nor Rohmah, dalam keterangannya, Minggu (30/06/2024), menyampaikan, sosialisasi kebencanaan mitigasi bencana alam tanah longsor dilaksanakan pada Sabtu (20/07/2024) di Ruang Aula Balai Desa Cranggang. Kegiatan dihadiri oleh kepala desa, 5 orang dari LIMNAS, 10 orang dari relawan, 10 orang dari karang taruna, tim relawan dari FRPB BPBD Kabupaten Kudus, serta tim GIAT 9 UNNES.
Sosialisasi mitigasi bencana alam tanah longsor merupakan kerjasama antara mahasiswa GIAT 9 UNNES, Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, dan tim DESTANA (Desa Tangguh Aman Bencana) Desa Cranggang untuk membangun pendidikan aman bencana di masyarakat.
“Kerjasama melalui bentuk sosialisasi kebencanaan ini diharapkan mampu menciptakan pendidikan aman bencana di masyarakat dengan narasumber yang ahli di bidang penanggulangan bencana,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi mitigasi bencana tanah longsor di Desa Cranggang sebagai bentuk upaya penanggulangan bencana geologi tanah longsor melalui pendidikan dan pendekatan dengan warga karena sebagian wilayah Desa Cranggang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 20-50 mpdl. Pendidikan kebencanaan melalui sosialisasi mitigasi tanah longsor tersebut merupakan salah satu program kerja dari mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 di Desa Cranggang.
Berdasarkan pada UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam atau mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sedangkan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pengembangan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Sosialisasi ini dilaksanakan dengan menghadirkan narasumber dari FRPB BPBD Kabupaten Kudus yang menerangkan, “Dengan adanya DESTANA (Desa Tangguh Bencana) untuk memaksimalkan tangguhnya akan dampak dari bencana yang terjadi. Kenali ancaman bencana dan kurangi resikonya untuk siap selamat. Selain itu, pendekatan dengan menjaga dan merawat lingkungan sekitar harus terus dilakukan.” ujar dari Pak Mashudi tim relawan FRPB BPBD Kabupaten Kudus.
Berdasarkan pada daftar bencana alam dari BNPB dan info grafik rentetan bencana sepanjang tahun 2019 di Indonesia terjadi rentetan bencana alam tanah longsor 708 kejadian total. Sedangkan kejadian bencana tanah longsor sepanjang tahun 2023 terdapat 442 kejadian. “Bencana alam yang terjadi dengan kegiatan sosialisasi dan penyadaran ancaman bencana alam geologi berupa tanah longsor dan bencana lingkungan yaitu kebakaran yang terjadi di Desa Cranggang dengan peningkatan kapasitas berupa solidaritas dan latihan-latihan yang disimulasikan.” ujar Pak Yulian FRPB BPBD Kabupaten Kudus.
Kepala Desa Cranggang Pak Imam Zuhri menyarankan, kegiatan mitigasi bencana dengan semua komponen harus terlibat tidak hanya tim relawan, tetapi juga kesadaran dari diri sendiri untuk berpartisipasi dalam mitigasi bencana alam.