Dampak erupsi Semeru pada penghujung tahun 2021 mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat. Tidak hanya korban jiwa, namun kerugian berupa harta benda khususnya hunian masyarakat yang sudah tidak layak untuk ditempati.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Pemerintah Daerah menginisiasi untuk pembangunan Hunian Sementara (HUNTARA) di sekitar daerah terdampak.
Lokasi yang dipilih untuk pembangunan Hunian Sementara terletak salah satunya di desa Sumbermujur. Area yang dipilih seluas 81 hektar ini sebelumnya merupakan lahan perkebunan dan pertanian milik warga sekitar.
Lahan ini dialih fungsikan menjadi Hunian Sementara melalui keputusan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan ditinjau langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa serta Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin.
Mahasiswa Fakultas Teknik KKN Universitas Jember berkolaborasi untuk melakukan kegiatan pemetaan kaveling dan jalan sebagai serangkaian kegiatan pembangunan HUNTARA.
Bersama dengan tim laboratorium ukur tanah Teknik Sipil Universitas Jember, mahasiswa Teknik Universitas Jember bersinergi untuk memetakan tiap-tiap luasan hunian beserta fasilitas pendukung seperti drainase, jalan akses dan pejalan kaki. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga minggu secara bergilir sejak tanggal 11 Januari 2021.
Hunian Sementara ini akan digunakan oleh warga desa terdampak dari daerah Kajar Kuning, Curah Koboan, Kamar Kajang, Gumuk Mas, dan Kebondeli Utara.
Nantinya HUNTARA yang dibangun akan menjadi Hunian Tetap (HUNTAP) dimana proses pengurusan sertifikatnya akan dibantu juga oleh pemerintah daerah dan perangkat desa setempat. Warga desa Sumbermujur berharap kegiatan pembangunan yang juga membutuhkan waktu lama ini mampu meringankan beban warga yang terkena dampak erupsi gunung Semeru.