Lihat ke Halaman Asli

Manfaatkan Galon Bekas sebagai Media Akuaponik dan Budidaya Lele, Mahasiswa Kelompok KKN 154 Unej Tingkatkan Mandiri Pangan di Desa Pelalangan

Diperbarui: 2 Agustus 2024   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Pelalangan, Wonosari, Bondowoso, 22 Juli 2024 - Kegiatan pembuatan akuaponik dan budidaya lele dilaksanakan di beberapa titik di Desa Pelalangan, Kecamatan Wonosari. Kegiatan akuaponik dan budidaya lele ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat desa dalam budidaya lele dan tanaman dengan metode aquaponik sehingga dapat mendukung ketahanan pangan lokal. 

Budidaya ikan sistem akuaponik di Indonesia merupakan teknologi relatif baru dan belum banyak diketahui oleh sebagian masyarakat Indonesia. Teknologi budidaya ikan  sistem akuaponik adalah gabungan dari budidaya ikan (akuakultur) dan budidaya tanaman sayuran dalam satu kesatuan sistem. Prinsipnya, akuaponik menggunakan sistem resirkulasi di mana air yang berasal dari wadah pemeliharaan ikan akan dialirkan kembali ke dalam wadah tersebut melalui proses filtrasi.

Desa Pelalangan memiliki masalah tersendiri dalam bidang pertanian. Menurut Bu Syarifah yang merupakan salah satu kelompok tani Dusun Kauman, kurangnya ketersediaan air di Desa Pelalangan menjadi hambatan dalam menanam sayur-sayuran. Hal serupa juga dituturkan Bapak Yusuf ketua Remas (Remaja Masjid) Dusun Kauman, "Perlu sebuah penanganan untuk mengatasi masalah kekurangan air agar tanah dapat ditumbuhi berbagai macam tanaman serta meningkatkan ketahanan pangan di Desa Pelalangan"

Dalam upaya mengatasi kurangnya produksi sayur mayur, mahasiswa KKN 154 Universitas Jember berinovasi dengan program kerja akuaponik dan budidaya lele yang dilakukan menggunakan media galon bekas. Banyak keuntungan yang didapatkan ketika menggunakan media galon bekas sebagai media akuaponik dan budidaya ikan, di antaranya ruang yang dibutuhkan lebih sedikit, ramah lingkungan, hemat air, mudah diaplikasikan, dan ekonomis. 

Dengan banyaknya keuntungan tersebut, tentunya inovasi tersebut memungkinkan diaplikasikan di Desa Pelalangan. Galon untuk akuaponik dan budidaya lele ini diletakkan di beberapa titik di Desa Pelalangan. Selain itu, akuaponik dan budidaya lele ini juga dilakukan di kolam yang terletak di halaman Balai Desa Pelalangan.

Dokumentasi Pribadi

Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, mahasiswa KKN 154 Universitas Jember berharap teknologi penanaman akuaponik dalam galon akan membuka peluang baru dalam budidaya sayuran dan lele secara efektif dan efisien. Jadi semata-mata hanya untuk ketahanan dan kemandirian pangan Desa Pelalangan.

Mahasiswa KKN 154 juga akan terus berkomitmen untuk memberikan pendampingan terhadap masyarakat Desa Pelalangan. Hal ini bertujuan untuk menyukseskan program kerja, serta memastikan masyarakat desa bisa secara mandiri menerapkan sistem penanaman akuaponik dalam galon.

Koordinator Desa kelompok KKN 154, Ahmad Hafizh Ramzy menjelaskan, "Dengan diterapkannya sistem akuaponik, kami berharap masyarakat Desa Pelalangan dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan mereka. Semoga kegiatan ini dapat menjadi inspirasi desa-desa lain dalam mewujudkan kemandirian pangan." 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline