Boyolali (29/01/2024) Negara Indonesia beriklim tropis dan subtropis yang beresiko tinggi terhadap penyakit DBD dan malaria. Hal ini dikarenakan kenaikan temperatur yang tinggi dan perubahan musim hujan dan kemarau yang menjadi faktor resiko penularan virus dengue. Penyakit ini memiliki angka kesakitan yang tinggi dan juga dapat menyebabkan hal fatal seperti kematian akibat penanggulangan yang terlambat. Penyakit ini masih menjadi permasalahan yang utama di Indonesia dan masih belum bisa ditanggulangi secara efektif baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut.
Berbagai metode dan usaha pemberantasan telah banyak dilakukan pemerintah dan masyarakat. Salah satu cara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan Fogging. Fogging adalah kegiatan pengasapan yang dilakukan untuk membasmi sarang nyamuk menggunakan alat dan obat khusus. Kegiatan pengasapan ini umumnya menggunakan bahan insektisida yang berfungsi untuk membasmi nyamuk-nyamuk dewasa. Fogging lebih efektif untuk membasmi nyamuk karena bisa lebih luas hingga ke sudut-sudut yang sulit terjangkau. Bahan insektisida dalam pengasapan nantinya akan mematikan nyamuk-nyamuk dewasa yang terkena semprotan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, KKN TIM 1 Universitas Diponegoro Tahun 2023/2024 menciptakan alat fogging sederhana sebagai upaya pemberantasan nyamuk aedes aegypti dalam upaya mewujudkan Program Gondanglegi Bebas DBD. Alat fogging sederhana ini terbuat dari beberapa bahan, seperti : sprayer, pipa tembaga, flame gun, gas portable, selang tukang, klem, solar, malathion, pelengkap custom las, kaleng hit bekas, dan sikat piring besi. Penggunaan alat dan bahan sederhana yang tentunya juga mudah ditemukan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam pembuatan alat fogging tersebut secara mandiri.
Pelatihan dan sosialisasi terkait pembuatan alat fogging sederhana dilaksanakan pada tanggal 29/01/2024 di balai Desa Gondanglegi yang dihadiri oleh perangkat desa, kepala dusun, ketua RT dan ketua RW setempat. Kegiatan tersebut diawali dengan penjelasan terkait penyakit DBD beserta upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Setelah itu, mahasiswa melakukan demonstrasi pembuatan alat fogging sederhana secara langsung sehingga masyarakat dapat melihat sendiri bagaimana proses perakitan alat fogging tersebut.
Selama kegiatan berlangsung, masyarakat Desa Gondanglegi memberikan respon positif dan antusiasme yang tinggi. Hal ini ditinjau dari banyaknya masyarakat yang mengajak mahasiswa untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai proses pembuatan alat fogging sederhana tersebut. Setelah kegiatan berakhir, salah satu ketua RT setempat juga tertarik untuk mencoba alat fogging sederhana tersebut secara langsung. Respon positif dan antusiasme masyarakat yang tinggi membuat Tim KKN UNDIP merasa senang dan puas sebab dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa Gondanglegi.
Dengan diadakannya pelatihan dan sosialisasi terkait pembuatan alat fogging sederhana diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya pemberantasan nyamuk aedes aegypti sehingga mampu mewujudkan Program Gondanglegi Bebas DBD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H