BOYOLALI (06/02/2024) - Desa Gondanglegi, yang terletak di Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, berhasil menciptakan inovasi yang menggabungkan teknologi dan kebutuhan mendesak akan mitigasi bencana. Dengan program "Desa Gondanglegi menuju KATAGANA (Kampung Tangguh Tanggap Bencana) Berbasis Teknologi WebGIS Area Rawan Bencana Tanah Longsor" yang diinisiasi oleh Hadil Huda Besfi, mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro dari Departemen Teknik Geodesi berhasil menciptakan terobosan yang dapat memberikan solusi efektif bagi masyarakat di daerah rawan bencana.
Desa Gondanglegi, yang terletak di ketinggian sekitar 230 mdpl dengan curah hujan cukup tinggi, kerap menghadapi ancaman serius dari bencana tanah longsor. Selain itu, menurut Republika, desa ini juga menjadi salah satu dari 25 desa di Kabupaten Boyolali yang memiliki potensi terjadinya bencana tanah longsor yang cukup tinggi. (Berita Republika: Desa Rawan Longsor di Boyolali)
Namun, berkat inisiatif oleh mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP, wajah desa ini kini berubah menjadi lebih tangguh dan responsif terhadap menghadapi potensi bahaya tersebut. Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP tidak hanya mengandalkan pengetahuan mereka dalam bidang teknologi geospasial, tetapi juga menerapkan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu dengan mendengarkan serta melibatkan masyarakat setempat. Hal ini juga sebagai bentuk pengamalan terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga, yaitu Pengabdian Masyarakat.
Namun, pengabdian kepada masyarakat tidak serta merta menjadikan masyarakat sebagai objek pengabdian, tetapi juga sebagai subjek yang harus dilibatkan saat pelaksanaan program kerja. Hasilnya adalah integrasi antara kearifan lokal dan teknologi mutakhir yang terwujud dalam bentuk Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis web, atau yang dikenal sebagai WebGIS.
Dengan menggunakan WebGIS, masyarakat Desa Gondanglegi dapat mengakses informasi terkait profil Desa Gondanglegi serta kerawanan bencana tanah longsor di Desa Gondanglegi. Lebih dari itu, sistem ini juga dilengkapi dengan fitur peta interaktif yang memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis tingkat kerawanan bencana tanah longsor sesuai wilayah RT yang ada di desa tersebut
Kepala Desa Gondanglegi, Bapak Sungkono, mengungkapkan kegembiraannya atas keberhasilan program ini. "Kami sangat bersyukur atas bantuan dari para mahasiswa KKN. Inovasi ini tidak hanya membantu kita dalam menghadapi potensi bahaya tanah longsor, tetapi juga memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan baru dalam teknologi informasi," ujarnya.
Setelah adanya WebGIS ini, Hadil selaku Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP berharap masyarakat Desa Gondanglegi dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman bencana. Selain itu, ia juga berharap inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kecamatan Klego dalam upaya meningkatkan ketahanan terhadap bencana.