Lihat ke Halaman Asli

Adhrie Ramafadjriyan

Mahasiswa Ilmu Sejarah

Dr Wahidin Sudirohusodo Dan Perannya Dalam Pergerakan Nasional Indonesia

Diperbarui: 16 Desember 2024   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pergerakan nasional Indonesia merupakan suatu fase penting dalam sejarah perjuangan bangsa untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan. Sejarah pergerakan nasional Indonesia merupakan sejarah yang memuat kecenderungan sejarah yang menyebabkan munculnya nasionalisme Indonesia (Lakeisha, 2022). Dimulai pada awal abad ke-20, pergerakan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk munculnya kesadaran nasional di kalangan rakyat, pengaruh pendidikan modern, dan berbagai gerakan sosial yang berlangsung di berbagai daerah. Istilah "pergerakan nasional" juga digunakan untuk menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Masyarakat mulai menyadari bahwa perjuangan untuk kemerdekaan harus dilakukan secara kolektif, melibatkan semua lapisan masyarakat dari berbagai etnis dan daerah.

Salah satu faktor penting yang memicu pergerakan ini adalah munculnya pemikiran-pemikiran baru yang dipengaruhi oleh gerakan nasionalisme di Eropa. Melalui pendidikan dan komunikasi, ide-ide tentang hak asasi manusia, kebebasan, dan persatuan mulai menyebar di kalangan elite terpelajar. Gerakan ini juga terinspirasi oleh contoh-contoh perjuangan kemerdekaan dari negara lain, seperti India dan Filipina, yang menunjukkan bahwa perlawanan terhadap kolonialisme adalah mungkin. Di antara tokoh-tokoh awal yang berperan dalam pergerakan nasional adalah Wahidin Sudirohusodo. Ia lahir pada tahun 1852
di Yogyakarta dan merupakan seorang dokter yang memiliki visi besar untuk rakyat Indonesia. Wahidin percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangkitkan kesadaran nasional dan memperjuangkan hak-hak rakyat. Ia berusaha menggalang dukungan untuk pendidikan dan kesehatan, serta mendorong rakyat untuk terlibat dalam perjuangan melawan penjajahan.

Wahidin Sudirohusodo juga terlibat dalam organisasi-organisasi sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan perjuangan nasional. Ia dikenal sebagai pelopor dalam pembentukan organisasi-organisasi yang memfokuskan perhatian pada pendidikan, seperti Boedi Oetomo, yang merupakan organisasi pertama yang menandai kebangkitan nasionalisme di Indonesia. Melalui organisasi ini, Wahidin berhasil menggerakkan masyarakat untuk memahami pentingnya persatuan dan kolaborasi dalam menghadapi penjajah. Selain itu, Wahidin juga mendorong generasi muda untuk mempelajari sejarah dan budaya Indonesia. Ia percaya bahwa pemahaman akan identitas nasional sangat penting dalam perjuangan melawan kolonialisme. Dengan memperkenalkan pendidikan yang lebih modern, ia berharap generasi penerus dapat menjadi pemimpin yang akan melanjutkan perjuangan untuk kemerdekaan.

Dalam konteks yang lebih luas, pergerakan nasional Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga oleh dinamika internasional, termasuk Perang Dunia I dan II. Perubahan politik dan sosial yang terjadi di dunia pada saat itu memberikan peluang bagi bangsa-bangsa yang terjajah untuk bangkit dan memperjuangkan kemerdekaan mereka. Wahidin Sudirohusodo dan tokoh-tokoh lainnya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penguatan semangat nasionalisme, yang pada akhirnya memuncak pada proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Biografi Dan Riwayat Pendidikan Wahidin Sudirohusodo

Wahidin Sudirohusodo dilahirkan tepat pada 7 Januari 1852 di Desa Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta. Ia merupakan salah satu tokoh penting dalam pergerakan nasional Indonesia dan dikenal sebagai pelopor dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Wahidin Sudirohusodo merupakan pionir organisasi yang memperjuangkan hak-hak masyarakat umum, yakni Organisasi Budi Utomo. Wahidin Sudirohusodo adalah pahlawan nasional Indonesia yang berperan besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Asal-usul dari Wahidin Sudirohusodo sebenarnya masih simpang siur, ayah dari Wahidin Sudirohusodo dikenal dengan sebutan mbah Kruwis. Sebutan mbah Kruwis ini dikenal karena ayah Dokter Wahidin memiliki jenggot yang lebat (Tashadi, 1992). Ayah Dokter Wahidin adalah seorang petani yang mampu dan terhormat". Beliau adalah penduduk asli Desa Mlati. Oleh penduduk Desa Mlati beliau dikenal dengan nama Arjo Sudiro. Sedangkan istrinya, yakni ibu Wahidin mempunyai seorang saudara laki-laki yang menjadi serdadu Kompeni (KNIL). 

Ayah Dokter Wahidin yang dikenal sebagai mbah Kruwis atau Bapak Arjo Sudiro ini dianugerahi dua orang anak perempuan dan seorang lagi laki-laki. Anak Laki-laki Bapak Arjo Sudiro inilah yang kemudian terkenal sebagai Dokter Wahidin Sudirohusodo, seorang perintis dan pelopor Pergerakan nasional Indonesia. Kakak perempuan Dokter Wahidin akhirnya menikah dengan Tuan Frits Kohler, administrateur eigenaar onderneming gula di Wonolopo sebelah timur Tasikmadu, daerah Sragen, Surakarta dan tetap tinggal di Yogyakarta. Dokter Wahidin kemudian menikah dengan seorang putri dari Betawi putri itu bernama "Anna". Dari pernikahannya ini, dokter Wahidin mempunyai dikaruniai dua orang putra, keduanya laki-laki yaitu Abdullah Subroto, dan Dokter Sulaiman Mangunhusodo. Wahidin Sudirohusodo meninggal pada 26 Mei 1917 di usia 65 tahun. Karena Jasa-jasanya yang besar dan juga sebagai tokoh pergerakan nasional pada tanggal 06 November tahun 1973 Wahidin Sudirohusodo dianugerahkan gelar pahlawan nasional.

Peran Dr Wahidin Sudirohusodo dalam Pergerakan Nasional

Dalam sejarah hidup dan perjuangannya, baik dalam masa sebelum Pergerakan Nasional maupun dalam masa Pergerakan Nasional, ternyata Dokter Wahidin telah bergerak dan berjuang dalam berbagai bidang, diantaranya:

  • Bidang pendidikan 
  • Bidang sosial ekonomi 
  • Bidang kebudayaan 
  • Bidang politik 

Dokter Wahidin mengemukakan dua soal yang perlu diperhatikan dalam perjuangan, yaitu: (l) pengajaran yang sebaik baiknya harus diberikan kepada sebagian besar dari rakyat dan (2) memperdalam kesadaran nasional.Di sini jelas bahwa Dokter Wahidin di dalam angan-angannya telah berusaha pula menanamkan suatu nationaal bewustzijn atau kesadaran
nasional. Bukti lain yang dapat menunjukkan bahwa di dalam kalbu dokter Wahidin telah tertanam jiwa atau semangat nasional ada lah dari percakapannya dengan seorang sahabat
karibnya se bagai berikut: "Manawa bangsa kita bisa idu bareng, Landa sing ana kene mesti mati keleleb kabeh". artinya kurang-lebih. "Apa bila bangsa kita bisa meludah bersama-sama, maka penjajah Belanda yang ada di negara kita semuanya akan mati tenggelam". Apabila kita perhatikan baik-baik, kalimat tersebut di atas sebenarnya mengandung makna yang dalam dan mulia, yaitu "jika bangsa dan seluruh rakyat Indonesia bersatu, maka penjajah Belanda akan angkat kaki dari negeri kita".

Jelaslah bahwa pada waktu itu Dokter Wahidin juga telah menyadari betapa pentingnya persatuan dan kesatuan di kalang an rakyat. Tanpa persatuan dan kesatuan, bangsa kita akan mu dah diadu domba, dipecah-belah, dan dijajah oleh negara lain. Kecuali unsur persatuan nationaal bewustzijn atau kesadaran nasional sangat penting dan diperlukan sekali lebih-lebih dalam masa penjajahan. Dengan nationaal bewustzijn, perasaan cinta terhadap nusa dan bangsa akan tumbuh dengan subur, sehingga akan tumbuh pula perasaan tanggung jawab atas rakyat dan bangsanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline