Lihat ke Halaman Asli

KKN UM Tahun 2022

Universitas Negeri Malang

Psikoedukasi Perkembangan Remaja di SMPN 2 Pakis oleh Kelompok Mahasiswa Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang

Diperbarui: 26 November 2022   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dalam rangka memperingati hari kesehatan mental dunia, kelompok KKN Desa Banjarejo Kecamatan Pakis, Malang mengadakan kegiatan berupa psikoedukasi di SMPN 2 Pakis pada Rabu, 12 Oktober 2022. 

Kegiatan ini diberi nama Psychofever yang merupakan akronim dari Psychology for Everyone. Tema kegiatan psikoedukasi ini yaitu mengenai remaja. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa. 

Masa remaja berkisar antara usia 10-12 hingga 18-21 tahun. Hal ini sesuai dengan target peserta psikoedukasi yaitu siswa-siswi kelas 8 SMPN 2 Pakis. 

Tujuan diadakannya psikoedukasi ini adalah untuk mengenalkan masa remaja kepada siswa-siswi SMPN 2 Pakis dan bagaimana penyesuaian diri yang perlu dilakukan ketika mereka berada pada masa tersebut.

Kegiatan psikoedukasi dilakukan dengan memberikan materi tentang perkembangan remaja. Masa remaja ditandai dengan terjadinya pubertas. Ketika pubertas, terjadi perubahan fisik yang dialami baik pada laki-laki maupun perempuan. 

Perubahan fisik yang dialami laki-laki seperti ukuran penis dan testis yang berubah, munculnya rambut di area tubuh dan wajah, serta berubahnya suara.

Sementara perubahan fisik yang dialami perempuan yaitu ukuran payudara yang membesar, munculnya rambut di area tubuh, tinggi badan yang bertambah, pinggul melebar, dan mengalami menstruasi. 

Perubahan-perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan hormon dan perubahan-perubahan tersebut kemungkinan sudah dialami oleh seluruh siswa serta sudah dipelajari di kelas.

Selain perubahan fisik yang nampak, otak remaja juga mengalami perubahan. Perkembangan yang terjadi pada otak menyebabkan remaja sulit untuk mengendalikan emosinya. 

Hal itu disebabkan bagian otak yang mengendalikan emosi berkembang lebih cepat sehingga remaja tidak dapat mengendalikan rasa emosi yang kuat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline