Lihat ke Halaman Asli

Kknumppurwaharja

Mahsiswa KKN

Mahasiswa KKN UMP Kelompok 53-54 Kelurahan Purwaharja Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting

Diperbarui: 16 Maret 2022   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Jum'at, 4 Februari 2022, Mahasiswa KKNT kelompok 53-54 dari Universitras Muhammadiyah Purwokerto mengadakan kegiatan sosisalisasi hari Jum'at tanggal 4 Februari 2022 di Aula Kelarahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar.

Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan Pukul 10.00 WIB, dengan mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes).

Tema yang kami angkat pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini adalah Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting, sesuai dengan tema KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik) UMP 2022 pada Kota Banjar yaitu "Pencegahan dan Penanganan Stunting". kegitan ini dihadiri oleh para Kader Posyandu di Kelurahan Purwaharja

Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Orgnization (WHO), Indonesia termasuk kedalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara. Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005 sampai 2017 adalah 36,4% (Kemenkes RI, 2018). Tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk memberikan edukasi kepada para Kader Posyandu kelurahan Purwaharja, juga diharapkan menambah wawasan bagi Kader Posyandu Kelurahan Purwaharja.

Selama Kegiatan berlangsung, para hadirin dari kader posyandu sangat antusias terhadap materi yang disampaikan oleh rekan mahasiswa di lapangan, setelah materi dari rekan mahasiswa telah disampaikan, terlihat beberapa dari mereka (kader Posyandu kelurahan Purwaharja) mulai mengajukan pertanyaan kepada pemateri.

"Apa dampak terjadinya gizi kronis selain stunting ?" tanya seorang Ibu dari Kader Posyandu tersebut, pertanyaan tersebut langsung ditanggapi oleh rekan mahasiswa "Biasanya anak juga dapat mengalami gangguan perkembangan akibat masalah gizi kronis, baik gangguan pada perkembangan kognitif, motorik, ataupun sistem kekebalan tubuh. Gangguan perkembangan inilah yang kemudian dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar atau mudah terserang penyakit. Kondisi kurang gizi kronis yang tidak dicegah atau terlambat dikoreksi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit tidak menular (PTM) di usia lebih lanjut (seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, stroke, dan lain-lain) pada level individu dan menurunkan angka produktivitas sumber daya manusia pada level populasi." Jawab Dava Ilham Baehaqi, salah satu anggota dari KKNT UMP Kelompok 53-54.

Setelah sesi penyampaian materi dan tanya jawab telah selesai, kegiatan ditutup dengan sesi foto Bersama para kader Posyandu Kelurahan Purwaharja melakukan foto Bersama.

Dokpri

Penanggung Jawab Berita:

Dava Ilham Baehaqi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline