Lihat ke Halaman Asli

KKN KELOMPOK075

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Takiran "Menata Pikiran" Bentuk Syukur Masyarakat Banjarpanepen kepada Sang Pencipta

Diperbarui: 28 Agustus 2022   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasihat terkait Kerukunan Umat Beragama (Foto/Media Penulis)

Setiap manusia yang hidup sejatinya tak lepas hidupnya berjauhan dari alam dimana mereka akan mengharapkan hujan yang turun dari langit, tumbuhan yang tumbuh dari permukaan tanah yang subur dan segala air dan mineral yang melimpah yang berasal dari dalam bumi. 

Hal tersebut semuanya berasal dari ketetapan Allah dalam penciptaannya dimana hal tersebut menunjukkan manusia merupakan mahluk lemah yang segala sesuatu yang ia butuhkan tidak jauh dari rizqi dari sang penciptanya. Segala sesuatu yang manusia ambil dari alam perlu mereka syukuri dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta

Tiap agama masing-masing baik Islam, Kristen, Hindu, Budha dan penghayat untuk mengarahkan penganutnya dalam menjalani kehidupan dengan penuh kebajikan. Pemerintah desa bertugas dalam membantu masyarakatnya dalam menguatkan kerukunan dan toleransi umat beragam dengan menjunjung tinggi nilai adat dan budaya dalam mempererat tali silahturahmi. 

Takiran merupakan salah satu tradisi yang rutin dilakukan oleh masyarakat desa banjarpanepen tiap tahunnya, bertepatan pada waktu asyura bulan Muharram. Dalam bahasa sendiri Takiran berasal dari 2 kata yaitu nata dan pikir yang berarti menata pikiran. Makna yang dikandung dalam kegiatan ini ialah setiap manusia perlu selalu menata pikiran selama mereka hidup.


Selama kegiatan Takiran berlangsung, tiap individu dengan berbagai latarbelakang akan berkumpul menjadi satu dalam suasana harmonis. Menata pikiran menjadi lebih baik dengan menjadikan segala hal yang sudah berlalu sebagai pembelajaran hidup untuk menjadi lebih baik di masa depan. 

Tiap umat beragama akan berdoa dengan tatacaranya sendiri dengan hikmat dalam rangka menunjukkan rasa syukur kepada sang pencipta yang telah menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan segala yang ada di bumi. 

Dari yang bertunas hingga tumbuh rimbun dengan terdapat banyak buah menunjukkan hutan dan alam sekitar memberikan masyarakat banjarpanepen penghasilan dan penghidupan untuk menjalankan kehidupan sehari-hari dengan bercukupan. 

Segalanya tersedia dialam merupakan pemberian tuhan kepada hambanya yang sepatutnya bagi umat beragama yang beriman untuk mensyukuri karunia yang telah diberikan oleh Tuhan.

Mayarakat Banjarpanepen dalam Kegiatan Takiran (Foto/ Media Penulis)

Dalam takir sendiri terdapat makna yang bisa kita ambil baik dari bentuk hingga isi yang terdapat di takir sendiri memiliki arti yang sangat mendalam. Takir sendiri merupakan wadah yang terbuat dari daun pisang yang menyerupai perahu dengan tiap sudutnya baik kanan maupun kiri dibentuk dari lidi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline