Lihat ke Halaman Asli

Wisata Air Desa Pait, Pengembangan Master Plan sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Warga Desa

Diperbarui: 22 Juli 2022   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemasangan patok batas lahan, (10/7/2022).  Foto: Dwi Prastiyo/KKN-UM 

Desa Pait termasuk kedalam daerah dataran tinggi dengan rerata ketinggian 574 m diatas permuka air laut yang dikelilingi oleh aliran sungai Lanang. Desa Pait berada di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang Desa Pait yang memiliki luas area 1.621,815 ha, dengan porsi luas area terbesar berfungsi sebagai hutan dan tegalan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata berbasis alam. Roda perekonomian di Desa Pait di dominasi oleh sektor pertanian, dengan jumlah petani yang mencapai 73 % dari total populasi.

Perekonomian masyarakat Desa Pait beberapa tahun belakangan mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Namun, awal tahun 2022 pandemi Covid-19 telah dinyatakan menurun dengan adanya himbauan presiden Jokowi melepas masker diruang terbuka (dilansir dari cnnindonesia.com,2022). Oleh karena itu  konsep pariwisata terjangkau semakin digemari. Seiring dengan fenomena tersebut, makin banyak pula tempat-tempat wisata baru dengan biaya yang sangat terjangkau. Salah satu objek yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata terjangkau adalah embung desa.

Itu sebabnya, masyarakat di Desa Pait melalui embung desa tak hanya digunakan untuk menampung dan mengatur suplai air hujan pada sebuah kawasan sana. Tetapi Embung Desa Pait bisa dikembangkan juga menjadi sebuah destinasi wisata baru.

Pengukuran untuk mengetahui kontur tanah, (10/7/2022). Foto: Febri/KKN-UM

Dalam pengembangan master plan wisata air, Tim surveyor dibantu oleh Mahasiswa KKN UM Desa Pait tahun 2022 melakukan pengukuran lahan dan pemetaan lahan untuk Wisata Embung Desa Pait. Embung tersebut nantinya akan dibangun menggunakan anggaran desa. Pembangunan embung desa ini bertujuan juga untuk menjaga, menampung, dan melestarikan sumber air di wilayah aliran sungai Lanang.

Puput Risdanareni, sebagai Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat mengatakan "Dengan memanfaatkan kondisi topografi di lokasi limpasan air yang berkontur, sebagai sentra wisata air terpadu dengan model ampiteater serta penggabungan tempat kolam ikan dan restoran merupakan salah satu solusi tepat guna. Selain sebagai sarana untuk mengatasi persoalan limpasan air di tempat penampungan, area wisata air ini juga diharapkan mampu menjadi tempat pertunjukan hiburan serta meningkatkan potensi wisata di Desa Pait".

Dalam proses perencanaan, mahasiswa KKN UM juga melakukan pemasangan patok yang bertujuan sebagai tanda batas wilayah lahan yang nantinya akan dilakukan pembangunan wisata air. Dwi Prastiyo, sebagai Koordinator Desa berharap setelah dilakukannya pendesaianan lahan, pembangunan Wisata Embung Desa Pait segera terlaksana secepatnya karena dapat menjadi potensi pariwisata yang menjanjikan.

Setelah dilakukan pemetaan dan pengukuran lahan tahap selanjutnya adalah pembuatan konsep desain wisata embung. Keberadaan destinasi wisata baru juga diharapkan dapat membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar yang beberapa tahun lalu terdampak imbas dari pandemi Covid-19.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline