Desa Kasembon merupakan sebuah desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak, akan tetapi mayoritas penduduknya masih belum mengerti bahwa kotoran sapi dapat dibuat pupuk jika diolah terlebih dahulu. Berawal dari itu Tim KKN Universitas Negeri Malang Desa Kasembon memiliki ide untuk memanfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk organik.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk dari kotoran sapi kurang lebih sama dengan pembuatan pupuk dari kotoran kambing yaitu dimulai dari bahan dasarnya yakni kotoran sapi yang sudah dikeringkan agar kandungan asam menurun, pelepah pisang sebagai sumber natrium dan ammonium dalam gugus organik, sekam padi memiliki unsur karbon kimia yang dapat menggemburkan dan baik untuk kesuburan tanah.
Bahan fermentasi pupuk kompos organik kotoran sapi sama dengan kambing hanya saja untuk takaran pelarutannya adalah 1 : 1 yaitu 3 tutup botol EM4 dan 3 tutup botol molase atau tetes tebu dengan takaran air kurang lebih 3-5 liter. Namun yang sedikit membedakan dari pupuk kompos organik dari kotoran kambing adalah takaran kapur (dolomit) yang lebih banyak karena kotoran sapi mengandung gas nitrogen yang akan berdampak panas pada tanaman.
Tujuan tim KKN Universitas Negeri Malang adalah untuk memanfaatkan kotoran sapi yang biasanya tidak diolah kembali oleh masyarakat setempat agar memiliki nilai tambah berupa pupuk kompos organik yang mengandung banyak nutrisi dan unsur hara yang sangat cocok untuk bercocok tanam. Respon warga sangat senang dan antusias terhadap sosialisasi yang diberikan. " Saya sangat senang ada cara pengolahan kotoran sapi agar lebih bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan" --Ujar Pak Rabu selaku warga Desa Kasembon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H