Lihat ke Halaman Asli

Risky andreansyah

Mahasiswa Aktif FKM UINSU

Mahasiswa KKN UINSU Kelompok 180 Hidupkan Semangat Mengaji di Desa Cempa

Diperbarui: 28 Agustus 2024   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Mahasiswa

CEMPA,- Di tengah era digital yang semakin pesat, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) memilih untuk kembali ke akar tradisi dengan mengajarkan Al-Quran dan Iqro kepada anak-anak di Desa Cempa. Kelompok 180 KKN UINSU ini secara konsisten mengadakan kelas mengaji tiga kali seminggu selama masa KKN mereka.

Program mengaji ini dilaksanakan setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, menjadwalkan waktu khusus untuk membimbing anak-anak desa dalam membaca dan memahami kitab suci umat Islam. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baca Al-Quran, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual pada generasi muda di desa tersebut.

"Kami melihat antusiasme yang luar biasa dari anak-anak di sini. Mereka sangat bersemangat untuk belajar membaca Al-Quran dan Iqro," ujar Koordinator KKN Kelompok 180, dalam wawancara dengan Kompas, Minggu (25/8/2024). "Bagi kami, ini bukan sekadar program KKN, tapi juga bentuk tanggung jawab moral untuk memastikan kelestarian tradisi mengaji di tengah masyarakat."

Kelas mengaji ini dibagi menjadi dua kelompok utama. Kelompok pertama fokus pada pembelajaran Iqro bagi pemula, sementara kelompok kedua ditujukan untuk anak-anak yang sudah mampu membaca Al-Quran. 

Inisiatif ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Kepala Desa Cempa menyatakan apresiasinya terhadap program ini. "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN UINSU. Program mengaji ini sangat bermanfaat untuk anak-anak kami. Kami berharap semangat belajar Al-Quran ini bisa terus berlanjut bahkan setelah masa KKN berakhir," tuturnya.

Para mahasiswa KKN tidak hanya mengajarkan cara membaca Al-Quran dan Iqro, tetapi juga menanamkan pemahaman tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Mereka juga mengintegrasikan pembelajaran adab dan akhlak dalam setiap sesi, memastikan bahwa anak-anak tidak hanya mahir membaca tetapi juga memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran baik dalam kehidupan sehari-hari.

"Kami percaya bahwa mengajarkan Al-Quran bukan hanya tentang membaca huruf-huruf Arab, tapi juga tentang membentuk karakter yang baik," tambah salah satu anggota tim KKN. "Kami berusaha menjadikan kelas mengaji ini sebagai wadah untuk menumbuhkan rasa cinta pada Al-Quran dan nilai-nilai Islam."

"Kami berharap, melalui program ini, kami tidak hanya meninggalkan kesan baik, tetapi juga warisan yang bermanfaat bagi masyarakat Desa Cempa," ujar Koordinator KKN. "Semoga semangat mengaji yang telah kami hidupkan bisa terus menyala dan menjadi tradisi yang kuat di desa ini."

Program mengajar ngaji ini menjadi bukti nyata kontribusi positif mahasiswa dalam pengabdian masyarakat. Lebih dari sekadar memenuhi kewajiban akademik, inisiatif ini menunjukkan peran aktif generasi muda dalam melestarikan nilai-nilai agama dan budaya di tengah arus modernisasi. Dengan demikian, KKN tidak hanya menjadi ajang praktik ilmu pengetahuan, tetapi juga sarana untuk menghidupkan kembali semangat spiritual di tengah masyarakat pedesaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline