ELSIMIL merupakan aplikasi dari inovasi BKKBN dengan tujuan untuk menekan angka stunting dengan sasaran calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan balita. Dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan, kami telah melaksanakan pendampingan sebanyak 5 kali dengan sasaran catin di Desa Tulungrejo,Batu. Tujuan diadakannya program ini yaitu untuk mengupayakan intervensi pencegahan stunting melalui aplikasi Elsimil dengan melakukan skrining pada catin dan melakukan pendampingan untuk menindaklanjuti catin yang beresiko.
Program kerja ini diawali dengan mengikuti pertemuan rutin TPK Tulungrejo pada hari Jumat, 29 September di Balai Dusun Gondang. Terdapat 8 kelompok TPK yang sudah di bagi pada 5 dusun yang ada di desa ini, dengan rincian 1 Bidan Desa: 1 Kader, dan PKK. Pada pertemuan ini dilakukan pembagian dari kelompok KKN kami, dengan rincian: 1 orang 1 kelompok. Sehingga terdapat 4 orang dalam tiap pelaksanaan pendampingan.
Pendampingan pertama, dilakukan di dusun Kekep, bersama Bidan Desa, Kader, dan PKK. Ada 1 catin yang kita dampingi. Saat pendampingan kita menanyakan beberapa hal untuk pengisian data yang nantinya akan mendeteksi apakah catin tersebut beresiko atau tidak, lantas bagaimana cara mendeteksi hal tersebut? Simak di bawah ya.
Bagaimana cara mendeteksi catin yang beresiko?
Sebelum menikah, catin harus melakukan tes kesehatan pranikah sebagai pemenuhan syarat yang diajukan oleh KUA. Tes kesehatan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang ada di sekitar, seperti: puskesmas, rumah sakit, dan lainnya. Adapun hal yang di ukur dalam tes tersbut yaitu, tinggi bada, berat badan, lingkar lengan atas, dan kadar Hemoglobin (Hb).
Dari data tinggi badan dan berat badan yang diperoleh, dapat mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) apakah catin tersebut memiliki IMT yang ideal, underweight, atau overweight. Begitu juga dengan lingkar lengan atas (LiLA), di mana LiLA di bawah 23,5 dianggap terlalu kurus. Sehingga, diperlukan perbaikan gizi agar tubuh memiliki cukup lemak, hal ini mempengaruhi pertumbuhan janin saat hamil. Terakhir merupakan kadar hemoglobin, bertujuan untuk mengetahui catin tersebut beresiko anemia atau tidak.
Nah, setelah memperoleh hasil dari tes kesehatan hasil yang didapat diinput kedalam aplikasi ELSIMIL untuk melihat bagaimana kondisi kesehatan catin, apakah ideal atau beresiko. Apabila hasil tersebut berseiko maka,calon pengantin akan mendapat pendampingan oleh petugas selama proses perbaikan gizi dan kesehatan, baik melalui fitur chat yang ada di aplikasi Elsimil, lewat Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang ada di wilayah tempat tinggal, maupun petugas kesehatan di puskesmas.Selanjutnya, kegiatan pendampingan ke-dua juga dilakukan di dusun Kekep, sama seperti pendampingan pertama, kita mendata dulu untuk pengisian elsimil dan memberikan sedikit materi kepada catin terkait pengurangan resiko stunting pada ibu hamil. Pendampingan ke-tiga, empat dan lima tidak jauh berbeda, kami tetap melakukan pendampingan bersama kelompok TPK yang sudah di bagi, dan menyampaikan materi yang sudah kami siapkan.
Kami juga memberikan booklet, sebagai media dalam pendampingan. Dengan tujuan catin tersebut dapat membaca dan lebih mengingat hal-hal yang harus di siapkan dan dilakukan sebagai bentuk upaya dalam menekan prevalensi stunting di Desa Tulungrejo ini. Berdasarkan kelima pendampingan kepada catin yang telah dilaksanakan di Desa Tulungrejo, dapat diketahui bahwa kelima pasangan catin tidak menunjukkan hasil tes kesehatan beresiko dan dinyatakan siap menikah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H