Pekalongan, tidak hanya identik dengan batiknya saja melainkan juga kabupaten yang penuh dengan keragaman seperti pesantren dan aneka macam kuliner yang menggoyang lidah (tauto Pekalongan, nasi megono, dan seterusnya). Tetapi, tak banyak yang menyadari bahwa Kabupaten Pekalongan memiliki lingkungan alam yang tidak kalah menarik dengan daerah lain. Selain Linggoasri yang sudah cukup populer oleh kalangan pencinta alam, terdapat satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Ibarat sebuah zamrud, harta tersembunyi yang belum banyak orang ketahui.
Zamrud tersebut adalah Desa Klesem.
Dengan ketinggian 1200 mdpl, desa yang berada di daerah pegunungan ini berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Terminal Bus Kajen, Ibukota Kabupaten Pekalongan. Akses menuju desa bisa dibilang masih kurang bersahabat dikarenakan kondisi jalan yang rusak, terjal, dan berbatu tajam tanpa lampu penerangan. Akan tetapi, perjalanan yang sulit itu sepadan dengan apa yang dapat dinikmati di Desa Klesem.
Ketika tiba di Desa Klesem, kita akan langsung disuguhi dengan pemandangan perbukitan serta terasering sawah bak lukisan yang sering dipajang di hotel berbintang. Jadi, tak heran kita dapat melihat lahan pertanian terasering terbentang sejauh mata memandang.
Selain lahan pertanian yang luas, Desa Klesem dikelilingi hutan-hutan rimbun yang terdiri dari hutan hujan dan hutan pinus. Hutan tersebut dapat menyegarkan pikiran dan menenangkan jiwa karena keindahan alamnya yang masih asri. Kabut yang perlahan turun menyelimuti hutan terlihat seperti sebuah adegan di film dongeng: misterius tetapi penuh keajaiban. Dalam hutan-hutan tersebut sering ditemukan tanaman songket, sebuah rumput yang merupakan komoditas utama warga Desa Klesem. Biasanya warga sekitar memanen songket sekali setiap tahun untuk dijual sebagai bahan mentah pembuatan sapu.
Salah satu lokasi yang sering dikunjungi warga lokal, terutama anak-anak, adalah Wadas Amba. Lokasi yang terletak di pedalaman hutan pinus ini termasuk dalam Kabupaten Purbalingga namun akses menuju ke sana terbilang lebih dekat dari Desa Klesem, Kabupaten Pekalongan. Untuk menuju ke sana diperlukan ketahanan fisik yang baik karena melintasi jalan setapak dan hutan yang berbukit-bukit. Perjalanan akan mengantarkan kita ke air terjun kecil dan sungai berbatu besar yang dikenal sebagai Wadas Amba. "Wadas" yang berarti batu dan "Amba" yang berarti luas. Air terjun tersebut terasa dingin dan menyegarkan sehingga cocok diminum langsung maupun dijadikan tempat berenang. Karena terletak di perbukitan, kabut sering menyelimuti tempat tersebut. Alhasil, jika ingin berkunjung ke Wadas Amba, disarankan untuk memakai baju tebal agar tidak kedinginan. Apabila ingin menyelusuri sungai lebih jauh, kita dapat menemui sumber mata air hangat yang sangat cocok untuk berendam. Akan tetapi, medan yang sulit ini cukup sulit untuk dilalui sehingga perlu pendampingan orang dewasa dan perlengkapan khusus guna membuat jalan baru melewati rerumputan tinggi.
Inilah keindahan alam Desa Klesem bagaikan zamrud tersembunyi dalam sebuah kabupaten yang penuh dengan permata wisata. Desa Klesem patut disorot lebih oleh wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pekalongan. Menuju ke sana memang membutuhkan perjuangan yang tidak sedikit namun jika dikembangkan, bukan tidak mungkin potensi wisata alam di dalamnya dapat membawa tambahan kebaikan bagi warga lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H