Lihat ke Halaman Asli

kknt desaped

Mahasiswa

KKN-T IPB University di Nusa Penida: Turut Serta Menjaga Keamanan Konsumsi Daging Kurban bersama Tim Puskeswan Nusa Penida

Diperbarui: 29 Juli 2022   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pelaksanaan Kurban Idul Adha ditengah maraknya penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sangat diperhatikan dengan baik. Selain itu, dalam memastikan terpenuhinya syarat daging kurban yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) dan aman dikonsumsi diperlukan peran dokter hewan sebagai asesor dan pihak yang memastikan hal tersebut. Kebijakan lalu lintas perdagangan sapi Bali di Nusa Penida yang memang dibatasi menyebabkan hanya ada jenis sapi Bali untuk dikurbankan oleh warga muslim setempat. 

Selain sapi, warga setempat juga mengurbankan kambing yang dibawa dari pulau Bali. Walaupun kondisi sapi Bali di pulau Nusa Penida saat ini masih berstatus bebas dari PMK, Jembrana, Anthraks, dan Brucellosis, potensi penyebaran penyakit masih dapat terjadi akibat adanya hewan dari luar pulau Nusa Penida yang masuk khusus untuk pelaksanaan kurban. 

Dalam hal ini, dokter hewan bertugas memeriksa sapi baik sebelum disembelih (antemortem) maupun setelah disembelih (postmortem). Mahasiswa KKN-T bekerja sama dengan Tim Puskeswan Nusa Penida melakukan pemeriksaan secara seksama pada hewan kurban yang ada di Nusa Penida.

Pada tanggal 10 Juli 2022, bertempat di Kampung Toyapakeh, Kecamatan Nusa Penida, dilaksanakan kurban dengan jumlah total 9 sapi Bali asli Nusa Penida dan 3 kambing yang berasal dari luar pulau. Tim KKN-T bersama dokter hewan Puskeswan melakukan pemeriksaan antemortem dengan meninjau potensi penyakit dan kondisi kesehatan hewan terutama tanda gejala klinis PMK. 

Hal ini difokuskan terutama pada kambing yang sampai dari luar pulau. Pemerikaan postmortem dilakukan dengan menyayat organ dalam terutama hati, limpa, dan paru-paru untuk melihat kemungkinan adanya infestasi cacing hati maupun pembengkakan limpa akibat infeksi virus atau bakteri. 

Di balik itu, mahasiswa KKN-T yang berasal dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB juga turut memberikan edukasi kepada warga setempat terkait pentingnya pemeriksaan daging oleh dokter hewan agar dapat aman dikonsumsi. 

"Walaupun sapi Bali di Nusa Penida terhitung masih aman dari berbagai penyakit, namun pentingnya pemeriksaan sebagai langkah preventif sangat perlu diperhatikan sebagai tujuan menjaga kesehatan masyarakat sekitar juga", Ucap Drh. I Kadek Widada Asmara selaku Dokter Hewan dari Puskeswan Nusa Penida. 

Kondisi hewan kurban dan daging setelah pemeriksaan dipastikan aman untuk dikonsumsi dan bebas dari penyakit. Hal ini kemudian direspon baik oleh warga sekitar. "Biasanya kami di tahun-tahun sebelumnya tidak pernah mau mengadakan pemeriksaan terhadap daging karena yakin dengan kesehatan sapi Bali yang memang kuat, tapi pernah ada kasus infestasi cacing hati yang membuat kami menjadi lebih hati-hati dan meminta pemeriksaan hewan dan daging kepada dokter hewan setempat", Ujar salah satu panitia kurban setempat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline